Butuh Perhatian Pemerintah, Ini Kondisi Gedung SDN Majangan 1 Kabupaten Sampang yang Nyaris Ambruk

Reporter: Hanggara Pratama | Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Kondisi SDN Majangan 1, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur sangat memprihatinkan.

Seperti disaksikan, Senin (01/02/2021), Ruang Kegiatan Belajar (RKB) siswa di SDN Majengan 1 tampak memprihatinkan dengan kondisi penuh retakan pada dinding.

Ironisnya, beberapa bagian atap terlihat terpisah dan hancur.

Sekolah yang berada di Desa Majangan tersebut kini membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Sampang.

Pantauan TribunMadura.com, pihak sekolah memilih tidak menempati ruangan tersebut, bahkan menempelkan selembar kertas imbauan di kaca gedung.

Hal itu bertujuan agar siswa pada jam istirahat tidak beraktivitas di area gedung karena dapat mengancam nyawa siswa maupun guru setempat.

Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Majangan 1, Joko Ismoyo mengatakan, kondisi ambruknya atap maupun dinding RKB mulai sejak 2017 silam, kemudian hingga saat ini masih belum ada tindakan dari pihak terkait.

Dari enam Ruang Kelas Belajar (RKB) yang ada, tiga di antaranya kondisinya berstatus darurat hingga sudah tidak bisa ditempati.

Sehingga, pihaknya terpaksa menjalani proses pembelajaran bagi siswa di tiga ruangan yang kondisinya masih layak.

Mirisnya, dari tiga RKB, diisi siswa kelas 1 hingga kelas 6 SD dengan jumlah total 75 siswa.

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 13 Segera Dibuka, Login www.prakerja.go.id, Catat Jadwalnya

Baca juga: Hasil Kartu Prakerja Gelombang 12 akan Diumumkan Pekan Depan, Klik www.prakerja.go.id atau Lewat SMS

Baca juga: Bisnis yang Berkaitan Elemen Api Kurang Beruntung di Tahun Kerbau Logam Menurut Pakar Feng Shui

Baca juga: Pakar Feng Shui Ungkap Peluang Bisnis 2021 pada Tahun Kerbau Logam yang Diprediksi Datangkan Cuan

"Kami tidak mau mengambil resiko karena ini menyangkut nyawa seseorang, maka dari itu dari 2017 hingga saat ini, kami lebih memilih menyekat ruangan, masing-masing dijadikan dua dengan menggunakan lemari buku," ujarnya.

Joko Ismoyo menambahkan, pihaknya sudah berupaya melakukan pengajuan terhadap Dinas terkait agar mendapatkan rehabilitasi, bahkan dua tahun berturut-turut.

Namun, upayanya sia-sia alias tidak ada konfirmasi balik dari dinas terkait.

"Kami mulai mengajukan dari 2019, bahkan kami juga sampaikan kepada kepala desa setempat, tapi belum ada kejelasan," keluhnya.