Kenakalan Kepsek dan Istri Orang Malam-malam Berujung Maut, Nyawa Melayang Sia-sia, Pak RT Terlibat

Nyawa kepala sekolah itu melayang karena aksi nakalnya dipergoki warga. Ketua RT terlibat.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Aqwamit Torik
YouTube via Surya
ILUSTRASI Berita kepsek tewas karena skandal dengan istri orang. 

Penulis: Ani Susanti | Editor: Aqwamit Torik

TRIBUNMADURA.COM - Perselingkuhan kepala sekolah dan istri orang berujung maut.

Nyawa kepala sekolah itu melayang karena aksi nakalnya dipergoki warga.

Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?

Baca juga: Sekda Sumenep Akui Terima Mobil Mewah dari BPRS Bhakti Sumekar Bersama Oknum Lain, Siapa Saja?

Insiden tragis perselingkuhan kepala sekolah dan istri orang itu terjadi di Purwakarta, Jawa Barat.

Seorang kepala sekolah bernama Ahmad Jaelani bermain api seorang staf Tata Usaha (TU), yakni LN, yang sudah bersuami.

Dilansir dari TribunLampung ( TribunMadura.com network ) via TribunBogor, kepala sekolah dan si staf bekerja di tempat yang sama.

Baca juga: PILU Gadis Meninggal saat Tidur di Hari Lamaran, 10 Tahun Menanti Malah Bertemu Maut, Sahabat: Akhir

Perselingkuhan mereka terkuak saat si kepala sekolah diam-diam masuk ke rumah seorang wanita bersuami.

Yang membuat warga curiga, Kepsek itu memarkirkan motornya jauh dari rumah sang wanita.

Ia menyimpan motornya di kebun kosong dengan jarak 500 meter dari rumah staf TU tersebut.

Endingnya, Ahmad Jaelani tewas dikeroyok ketua RT dan 5 warga gara-gara diduga berselingkuh dengan LN.

Kepsek SD di Purwakarta ini akhirnya tewas dikeroyok ketua Rukun Tetangga dan lima orang lainnya.

Kini keenam pelaku pun sudah diringkus polisi.

Mereka hanya bisa tertunduk saat digiring petugas ke aula Mapolres Purwakarta.

Kronologi

Mulanya korban Ahmad Jaelani mendatangi rumah seorang LN pada malam hari, di Desa Sindangsari Kecamatan Bojong Purwakarta.

Dari hasil penyelidikan polisi, korban selama ini diduga menjalin hubungan gelap dengan LN yang diketahui sudah bersuami.

Kecurigaan warga kian menjadi karena korban menyimpan motornya di kebun kosong sekitar 500 meter dari rumah LN.

Mengetahui hal ini, warga yang merasa kesal kemudian mendatangi rumah LN, yang juga bekerja sebagai staff TU di sekolah tempat korban menjadi kepala sekolah.

Sesampainya di rumah LN, korban kemudian dianiaya warga hingga terluka parah.

Korban akhirnya menghembuskan napas terakhirnya setelah dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: Taktik Kotor Sejoli Demi Berbuat Dosa di Kamar Kos, Tengah Malam Tak Berkutik, Hukum 100 Kali Cambuk

Dari keenam pelaku ini, salah satunya Ketua RT di Desa Sindangsari, Kecamatan Bojong, Purwakarta, berinisial C berusia 40 tahun.

Selain menangkap pelaku, petugas menyita barang bukti berupa pakaian dan dua potongan kayu yang digunakan para pelaku untuk menganiaya korban.

Polisi masih memburu dua pelaku lain yang telah diketahui identitasnya.

Sementara keenam pelaku dijerat dengan pasal 170 ayat dua KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, keenam pelaku kini ditahan di ruang tahanan Polres Purwakarta, Jawa Barat.

Pada Februari lalu, seorang pria ditemukan meninggal di ladang Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Sabtu (13/2/2021) pukul 06.00 WIB.

Penemuan mayat itu lalu dilanjutkan dengan penyelidikan oleh pihak kepolisian

Jajaran Polres Trenggalek juga telah melakukan autopsi untuk menguak penyebab kepergian korban.

Diketahui sebelumnya, pria 33 tahun itu ditemukan tak bernyawa di ladang Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Sabtu (13/2/2021) pukul 06.00 WIB.

Baca juga: Modus Mesum Prajurit TNI Rayu Istri Atasan, Kamar Kos Saksi Nafsu Birahi, Ending Fatal Bukan Main

Sebelum tewas, pria asal Desa Tanggulwelahan, Kecamatan Besuki, Tulungagung ini kena gerebek saat bareng wanita bersuami.

"Sesuai hasil autopsi, dia meninggal karena lemas atau istilah lainnya karena serangan jantung," kata AKP Tatar Hernawan, Kasatreskrim Polres Trenggalek kepada SURYAMALANG.COM ( grup TribunMadura.com ), Minggu (15/2/2021).

Selain itu juga ada luka pendarahan di kepala korban.

Luka tersebut menyebabkan adanya gumpalan darah.

Akhirnya polisi memastikan bahwa ada penganiayaan saat penggerebekan sehingga korban kabur.

"Jadi, kematian korban bukan karena penganiayaan, tapi karena serangan jantung," ungkap Tatar.

Baca juga: Musala Jadi Saksi Bisu Aksi Nekat Pria Kediri, Warga Kaget Temukan Mayat Tergantung di Lantai 2

Tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri Polda Jatim telah menyelesaikan hasil autopsi di RSUD dr Soedomo pada Sabtu (14/2/2021) malam.

"Jantung memang agak membesar. Korban memiliki gangguan jantung sudah lama. Jadi riwayat serangan jantung yang lama," kata Tutik Purwanti, anggota Tim Dokter Forensik RS Bhayangkara Kediri.

Tim dokter juga menemukan luka lecet di lutut dan lengan korban.

Tutik juga menyebut adanya luka di bagian kepala korban berdasar hasil pemeriksaan bagian dalam.

(Ani Susanti/Vivi Febrianti/Aflahul Abidin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved