Harga Pangan Sambut Ramadan 2021
Harga Komoditas Pangan Naik, Bikin Pembeli Sepi Jelang Ramadan, Banyak Penjual yang Mengeluh
Aktifitas jual beli di Pasar Tradisional Surabaya masih lesu. Tampak menjelang 8 hari sebelum Ramadan 2021, para pembeli masih sepi pembeli.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Aqwamit Torik
Reporter: Fikri Firmansyah | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Aktifitas jual beli di Pasar Tradisional Surabaya masih lesu.
Tampak menjelang 8 hari sebelum Ramadan 2021, para pembeli masih sepi pembeli.
Salah satu penyebabnya adalah sejumlah harga pangan yang naik.
Satu diantara pedagang penjual bahan pokok (Pokok) di Pasar Wonokromo, Eko (28) mengatakan dirinya sangat menyayangkan tidak terkendalinya maupun fluktuatifnya harga-harga pangan yang terjadi, terlebih jika terjadi saat menjelang momen Ramadhan 2021.
Baca juga: Posisi Elsa Terancam, Papa Surya Kaget Tahu Elsa dengan Roy, Ini Sinopsis Ikatan Cinta 4 April 2021
Baca juga: Kode Redeem FF Terbaru 5 April 2021, Tukar di reward.ff.garena.com/id, Jangan Terlewat Event Menarik
Baca juga: Detik-Detik Mencekam Rumah Pasutri Dirampok, Ditodong Celurit Hingga Harta Dikuras, ini Modusnya
"Seharusnya kehadiran bulan puasa di bulan ini bisa menjadi angin segar bagi kami sebagai pedagang pasar, tapi faktanya di lapangan, sekarang ini kami pedagang di Pasar Wonokromo masih sepi pembeli," ujar Eko kepada TribunMadura.com, Senin (5/4/21).
Sementara itu, Umi (50) pedagang penjual daging ayam mengatakan dirinya kini hanya bisa pasrah dan sabar.
"Serba salah mas, pas kondisi stabil aja selama ada pandemi Covid-19 dagangan saya aja sepi pembeli, apalagi saat harga daging ayam naik gini, malah drastis. Padahal bulan Ramadhan sebelum ada pandemi merupakan momen terbaik meraih untung banyak, tapi nyatanya ya sekarang gak bisa, sulit. Jadi ya harus sabar aja," terang Umi.
Hal serupa juga dikatakan oleh, Bu Eko Sulasmorno (65) pedagang penjual daging sapi di Pasar Pucang Anom Surabaya.
Ditemui TribunMadura.com, wanita paruh baya itu tak ada lelahnya bersuara menawarkan daging sapi yang ia jual kepada pengunjung pasar yang lewat didepannya.
Bu Eko mengatakan, kondisi sekarang benar-benar membuatnya terpuruk.
Naiknya harga sapi yang ia beli dari distributor pun kian memperkeruh kondisi ekonominya ditahun kedua pandemi.
"Jelang puasa ini saya serba salah mas, kulakaan daging sapi di distributor harganya naik, ketika mau saya jual ke konsumen kalo saya ikut naikkan, takutnya gak laku. Hari ini aja saya masih sepi pembeli mas, padahal mulai pagi tadi jam 8 saya uda buka jualan, tapi belum sama sekali laku," terangnya.
Sepinya pembeli membuat Bu Eko hanya berjualan sampai pukul 13.00 saja akhir-akhir ini.
Berbeda saat menjelang datangnya ramadhan saat tidak ada pandemi.
"Dulu sebelum ada virus corona, kalo pas mendekati ramadhan, dagangan selalu laris mas, saya juga jualan dari pagi sampai setengah 5 sore. Tapi sekarang udah egak, cuman sampai jam 1 siang," curhat Bu Eko.