Berita Pamekasan
Warga Pamekasan Dianiaya Pedagang Kain di Pasar Kolpajung, Wajah Lebam setelah Ditonjok Karena Utang
Seorang warga Kelurahan Kolpajung, Kabupaten Pamekasan, diduga dianiaya penjual kain seprai di Pasar Kolpajung.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Any Suswartin, warga Kelurahan Kolpajung, Kabupaten Pamekasan, Madura, menjadi korban aksi penganiayaan.
Korban diduga dianiaya oleh seorang penjual kain seprai di Pasar Kolpajung, Zainudin hingga wajahnya lebam dan berdarah.
Dugaan aksi penganiayaan itu terjadi di area pertokoan baju dan kain di Pasar Kolpajung, Selasa (11/5/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.
Perempuan yang akrab disapa Any itu menceritakan, kejadian bermula saat ia hendak menggiling daging sapi ke Pasar Kolpajung untuk dibuat pentol.
Rencananya, pentol itu akan ia makan saat Lebaran bersama keluarganya.
Baca juga: Istri Menjerit Dicekik Cucu, Kakek Masuk Lewat Jendela Kamar Selamatkan Istri, Malah Tewas Dianiaya
Korban melewati toko Zainudin untuk ke tempat penggilingan daging.
Kala itu, ia melihat Zainudin sedang duduk santai di depan tokonya.
"Saat di depan toko Zainudin saya dipanggil dan tangan kiri saya langsung diseret," kata Any kepada TribunMadura.com, Rabu (12/5/2021).
"Yang manggil saya bilang begini; mbak kamu kapan yang mau bayar utangnya? Sambil tangan kiri saya diseret ke depan tokonya," tambahnya.
Zainudin langsung menyuruh Any duduk di depan tokonya.
Di sana, perempuan berusia 53 tahun itu ditagih membayar utang kain sprei yang dipesannya.
Any berjanji akan membayar dengan sistem nyicil.
Namun, Zainudin menolak sistem pembayaran utang Any.
Padahal, kata dia, utang spreinya dilakukan oleh dua orang lainnya, yakni N, dan H.
"Kalau saya sendiri utang 8 seprai. Tapi, saya utang seprei itu sudah bayar uang muka diawal sebesar Rp 250 ribu," ungkap dia.
"Per seprei utangannya kisaran Rp 100 ribu," jelasnya.
Any mengaku, daging sapi yang ia pegang sempat dirampas oleh Zainudin.
Saat hendak mengambil kembali dagingnya, Any mengaku tiba-tiba Zainudin mendorongnya hingga terjatuh.
"Tapi saya langsung bangun, dan mengambil lagi daging saya yang jatuh ke tanah," bebernya.
Tak sampai di situ, Zainudin kembali menyeret tangan kiri Any.
"Lalu tangan Zainudin yang menyeret tangan kiri saya itu, saya lepas," ungkap dia.
"Tiba-tiba mata kiri saya langsung ditonjok oleh Zainudin menggunakan tangan kanannya sampai mata saya lebam dan memerah," jelas Any.
"Ditonjok sekali, sampai keluar darah juga di bagian mata kiri saya sebelah bawah," katanya.
"Darah saya berceceran hingga ke baju. Waktu itu saya juga merasa pusing sekali setelah ditonjok," sambungnya.
Setelah ditonjok Zainudin, Any langsung mengancam kalau dirinya akan melapor ke polisi.
Justru saat itu Zainudin menantang dan mempersilakan Any untuk melapor ke polisi.
"Setelah dipukul, saya bilang kalau saya akan melaporkan ke polisi. Lalu Zainudin menantang dan mempersilakan saya untuk melapor," ucap dia.
"Begini katanya; silakan lapor, kurang Polisinya. Saya juga sempat diancam akan dibunuh," ujar Any menirukan perkataan Zainudin.
Saat ini, kondisi mata kiri Any dalam keadaan lebam, memar dan memerah.
Luka sobek di bagian bawah mata sebelah kirinya, sekitar 1 cm, dan tampak masih keluar darah.
Atas kejadian dugaan penganiayaan tersebut, Any sudah melapor ke Polsek Kota Pamekasan pada Selasa 11 Mei 2020 pukul 20.00 WIB.
Any sudah menerima surat keterangan Laporan Polisi nomor: STTPLP-B/13/V/RES.1.6/2021/RESKRIM/Pamekasan/SPKT/Polsek Pamekasan.
Dalam laporan tersebut, terlapor bernama Zainudin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunMadura.com, Zainudin adalah warga Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura.
"Zainudin ini di Pasar Kolpajung jualan kain seprai, baju, kerudung dan mukenah," tutup Any.