Berita Malang
Guru TK di Malang Dapat Teror Pembunuhan Debt Collector, Utangnya ke Pinjol Bakal Segera Terlunasi
Mantan guru TK di Kota Malang mendapatkan teror pembunuhan dari debt collector karena belum menunasi utangnya sebesar Rp 40 juta.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Perempuan mantan guru TK di Kota Malang bernama Melati (bukan nama sebenarnya) sempat menggegerkan jagat maya.
Ia menjadi pemberitaan media nasional karena sempat mendapatkan teror pembunuhan dari debt collector.
Teror pembunuhan itu didapat karena ia memiliki sejumlah utang kepada debt collector.
Wali Kota Malang, Sutiaji memanggil sang guru TK itu untuk melakukan audiensi di Balai Kota Malang, Rabu (19/5).
Dalam audiensi yang juga dihadiri oleh Kepala OJK Malang, Sugiharto itu, Melati menjelaskan kronologi awal dirinya sampai terjerat utang pinjaman online yang hampir Rp 40 Juta.
Baca juga: Empat Debt Collector di Kediri ini Tabrak Debitur yang Menunggak Pakai Motor, Lalu Keroyok Korbannya
Melalui pertemuan tersebut, Sutiaji akhirnya memerintahkan perangkat daerah terkait agar segera menginventarisir tanggungan yang menjadi beban melati.
Sutiaji mengatakan, Pemerintah Kota Malang bakal membayar utang pokoknya Melati dari para pinjaman online (pinjol).
"Segera nanti diinventarisir berapa jumlah utang sebenarnya. Nanti akan kami take over, sehingga tidak ada tanggungan lagi," kata Sutiaji.
Harapan kami akan membayar utang pokoknya saja. Artinya, tanggungan korban sudah tidak ada karena sudah diambil alih Pemkot Malang," ucap dia.
Alasan Melati berutang kepada pinjaman online ialah untuk membayar biaya semester kuliahnya.
Baca juga: Kapolrestabes Surabaya Ajak Warga Lapor Jika Dapati Praktik Penarikan Kendaraan Paksa Debt Collector
Awalnya, Melati hanya berutang Rp 2,5 Juta. Kemudian terus menumpuk hingga akhirnya mencapai hampir Rp 40 Juta.
Akibat hutang tersebut, Melati sampai dikeluarkan dari sekolah tempat dia mengajar pada bulan November 2020 lalu.
Pemkot Malang pun berjanji akan mencarikan sekolah baru bagi Melati, agar nantinya dia bisa kembali mengajar.
"Berkaitan dengan pendidikan. Saya sudah koordinasi dengan lembaga pendidikan tempat dia bekerja dulu," tutur dia.
"Lalu saya minta Dinas Pendidikan agar dicarikan solusi untuk ditempatkan di sekolah lain. Supaya korban bisa tetap berkontribusi di dunia pendidikan," ucap Sutiaji.