Wabah Virus Corona
Mengetahui Vaksin Pfizer yang akan tiba di Indonesia, Berapa Tingkat Kemanjuran dan Efek Samping?
Diketahui, Vaksin Covid-19 Pfizer telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
TRIBUNMADURA.COM - Apa itu vaksin Pfizer? berapa tingkat kemanjurannya terhadap Covid-19 hingga efek sampingnya?
Simak informasi mengenai vaksin Pfizer berikut ini.
Diketahui, di Indonesia saat ini baru vaksin Sinovac dan vaksin AstraZaneca yang didatangkan pemerintah demi memutus penularan Covid-19.
Baru-baru ini, vaksin Pfizer akan didatangkan di Indonesia pada bulan Agustus 2021.
Diketahui, Vaksin Covid-19 Pfizer telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
"Vaksin Pfizer kontraknya baru ditandatangani sehingga mudah-mudahan di akhir Agustus itu sudah mulai jalan," ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Sinovac, Penerima Akan Merasakan Hal ini Usai Disuntik Vaksin
Kementerian Kesehatan dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE telah menyepakati kerja sama untuk menyediakan 50 juta dosis vaksin Pfizer yang dinamakan BNT 162b2 pada Rabu 14 Juli, lalu.
PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE menyediakan 50 juta dosis vaksin, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat (EUA).
Simak beberapa hal yang perlu diketahui seputar Vaksin Pfizer:
Berbasis mRNA
Vaksin Pfizer yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech berbasis messenger RNA (mRNA).
Perlu diketahui, Pfizer merupakan merek vaksin kedua yang menggunakan platform mRNA yang diberikan EUA oleh BPOM.
mRNA menginstruksikan sel untuk memproduksi protein antigen untuk merangsang respons imun di dalam tubuh.
Respons imun inilah yang akan menghasilkan antibodi, dan yang akan melindungi dari infeksi saat virus corona memasuki tubuh.
Dikutip dari WHO, kemanjuran yang ditunjukkan dalam uji klinis pada peserta dengan atau tanpa bukti infeksi virus corona sebelumnya dan yang menerima rangkaian lengkap vaksin (2 dosis) adalah sekitar 95% berdasarkan rata-rata tindak lanjut dua bulan.