Berita Surabaya
Khawatir Tertular, Warga Protes Sekolah Jadi Tempat Isolasi Terpusat Pasien Covid-19 di Surabaya
Gelombang penolakan penggunaan sekolah menjadi tempat isolasi pasien Covid-19 dari warga di Surabaya.
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Sekali pun sempat ditentang warga, SD ini tetap dipersiapkan sebagai tempat isolasi.
Sejumlah petugas terlihat membersihkan 4 ruang kelas dan toilet di tempat ini.
Selain di kawasan Gunungsari, penolakan juga terjadi di Kecamatan Gubeng.
Dari 6 kelurahan, ada 2 kelurahan yang menolak. Yakni, Kelurahan Gubeng dan Kelurahan Barata Jaya.
Masing-masing menolak tempat isolasi di SDN Gubeng 1 dan SDN Barata Jaya.

"Warga menolak karena lokasi SD Gubeng 1 ini berada di tengah permukiman padat penduduk," kata Ketua LPMK Gubeng Sujadi.
"Akses ambulans menuju SD ini juga sulit karena jalan yang relatif sempit," sambung dia.
Begitu halnya dengan warga di Barata Jaya.
Ketua RT 01 RW 05 Barata Jaya Imam Setiono menegaskan, warga menolak gedung SD Barata Jaya dijadikan tempat isolasi.
"Warga khawatir akan tertular,” tegasnya.
Imam menjelaskan, lokasi SDN Barata jaya berada dekat dengan pemukiman warga.
Selain itu, Imam juga mengatakan, selama pandemi, warga sudah melakukan pembatasan mobilitas secara mandiri dan penguatan imun.
Imam kembali menjelaskan warga sudah menyampaikan aspirasi ke pihak kelurahan dan kecamatan.
“Jawaban mereka aspirasi sudah ditampung dan akan disampaikan ke atasan mereka,” katanya.
Terkait masalah ini, Plt Camat Gubeng, Dedi Irianto mengungkapkan solusi.