Berita Politik

Kata Golkar soal Bertebarannya Baliho Airlangga Hartarto: Sudah Direncanakan Jauh Sebelum Covid-19

Ketua Bappilu DPP Golkar Maman Abdurrahman mengatakan pemasangan baliho bergambar Airlangga Hartarto sudah direncanakan jauh hari sebelum pandemi.

Editor: Elma Gloria Stevani
KOMPAS.COM/HENDRA CIPTO
Gambar Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hertanto terpasang di 24 Kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan sebagai bakal calon Presiden Ri pada pemilihan 2024 mendatang. 

Seperti diketahui, sejumlah politisi telah memasang wajah mereka di baliho-baliho, yang  juga pemangku jabatan di pemerintahan.

Diantaranya, Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Diduga, pemasangan baliho ini berkaitan dengan menjelang Pilpres 2024 nanti.

Kritik Fadli Zon: Krisis Empati, Tak Peka dengan Masyarakat

Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon mengkritisi maraknya baliho para politikus yang terpasang di tempat umum.

Ia menilai pemasangan baliho ini tidak tepat apalagi di masa pandemi Covid-19.

"Memasang baliho/ bilboard adalah hak setiap orang."

"Yang menjadi masalah mungkin adalah timingnya, di tengah pandemi Covid-19, PPKM darurat,"  ucap Fadli Zon dalam tayangan Dua Sisi TV One, Selasa (9/8/2021).

Anggota DPR Fraksi Gerindra Fadli Zon dalam kanal YouTube Fadli Zon Official 22 Oktober 2020. Terbaru, Fadli Zon mencuitkan lewat Twitternya tak puas jika Rektor UI Ari Kuncoro hanya melepaskan jabatan BUMN.
Anggota DPR Fraksi Gerindra Fadli Zon dalam kanal YouTube Fadli Zon Official 22 Oktober 2020. Terbaru, Fadli Zon mencuitkan lewat Twitternya tak puas jika Rektor UI Ari Kuncoro hanya melepaskan jabatan BUMN. (YouTube Fadli Zon Official)

Menurutnya, saat ini masyarakat sedang dalam situasi krisis imbas dari pandemi.

Semestinya, para politikus tersebut lebih memperhatikan masalah yang dihadapi masyarakat, bukan soal karir politiknya.

Pasalnya, pemasangan baliho para politisi ini tak bisa dilepaskan dengan nuansa menjelang Pilpres 2024.

"Kalau dalam keadaan normal itu orang bisa menilai berbeda."

"Tapi dalam keadaan krisis, pemasangan baliho itu bisa dinilai krisis empati."

"Krisis empati yang artinya tidak memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat," jelasnya.

Selain itu, kata Fadli Zon, politikus yang gencar memasang baliho cenderung memiliki hasil survei politik atau elektabilitas yang rendah.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved