Berita Jawa Timur

Dekan FEB UB Anggap Terlalu Dini Transisi dari Pandemi ke Endemi, Khawatir Masyarakat Abai Prokes

Dekan Fakultas FEB Universitas Brawijaya menilai pemerintah terlalu dini merencanakan transisi dari pandemi ke endemi

Editor: Samsul Arifin
Istimewa
Ekonom, yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Abdul Ghofar SE MSi DBA Ak mengkhawatirkan masyarakat abai prokes. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sylvianita Widyawati

TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Ekonom yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Abdul Ghofar menilai pemerintah terlalu dini merencanakan transisi dari pandemi ke endemi. Hal itu dikhawatirkan berpengaruh pada pola pikir masyarakat yang akan abai terhadap protokol kesehatan ( prokes).

Hal itu menanggapi Presiden Joko Widodo yang mengajak semua pihak untuk bersiap dengan transisi dari pandemi ke endemi tersebut saat  meninjau pelaksanaan vaksinasi di SLB Negeri 1 Yogyakarta, DIY pada Jumat, 10 September 2021 lalu. 

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa wabah Covid-19 tidak bisa diprediksi kapan akan hilang. Sehingga Presiden mengajak semua pihak untuk bersiap dengan transisi pandemi ke endemi sebagai langkah hidup berdampingan dengan Covid-19.

Jika itu sudah deklarasikan, maka hal itu akan membuat pemerintah kesulitan untuk menerapkan kebijakan PPKM  ketika transisi dari pandemi ke endemi diberlakukan. "Ketika endemi sudah dideklarasikan, itu akan berpengaruh terhadap pergerakan kegiatan masyarakat. Masyarakat kita akan cenderung merasa bahwa Covid-19 sudah selesai," jelas Ghofar dalam rilisnya, Rabu (15/9/2021).

Berbahayanya adalah ketika masyarakat menjadi abai dengan protokol kesehatan, lanjutnya. Hal itu dapat memicu kasus semakin tinggi. Sementara kebijakan pembatasan juga akan semakin susah karena sudah dianggap endemi, bukan lagi pandemi. Padahal belum ada negara di dunia yang menjadikan Covid-19 sebagai endemi.

Baca juga: Bioskop di Surabaya Segera Dibuka Lagi, Simak Aturan Masuk Bioskop saat Pandemi, Jangan Dilanggar Ya

Semuanya masih menganggap Covid-19 sebagai pandemi meskipun sejumlah negara telah melonggarkan aktivitas warganya.

"Belum ada satu negara yang mengatakan ini endemi kan sebenarnya. Semua negara masih mengatakan ini terjadi pandemi walaupun melihat kondisi masing-masing negara ada yang melonggarkan. Ada yang tidak melonggarkan,ada yang memperketat aktivitas warganya," tambahnya.

3 Kunci Penting Transisi ke Endemi

Abdul Ghofar mengatakan, ada tiga kunci penting yang harus dicapai pemerintah supaya transisi dari pandemi ke endemi tidak memicu masalah baru. Yakni capaian vaksinasi, standart kesehatan dan kebiasaan new normal di tengah masyarakat.

Dijelaskan, tingkat perekonomian tidak bisa langsung naik meskipun sudah memasuki pasca-pandemi. Menurutnya, akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di masing-masing negara di dunia atau yang disebut dengan uneven economic growth.

Faktor yang mempengaruhi ini adalah capaian vaksinasi dan standar layanan kesehatan di masing-masing negara. Serta efektivitas stimulus perekonomian yang dilakukan oleh masing-masing negara. "Ini yang kita sebut dengan adanya uneven economic growth. Jadi ada pertumbuhan ekonomi yang tidak merata," tandas Ghofar.

Maka, negara-negara yang vaksinasinya tinggi, kemudian standart kesehatannya tinggi itu akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi daripada negara-negara yang tingkat vaksinasinya rendah. Selain tentunya, stimulus yang dilakukan oleh pemerintah, katanya.

Capaian vaksinasi di Indonesia berdasarkan data di Kementerian Kesehatan sampai 14 September 2021 pukul 18.00 WIB masih sebesar 35,92 persen untuk vaksin dosis pertama. Dan 20,54 persen untuk vaksin dosis kedua dari jumlah sasaran sebanyak 208.265.720 warga. Jika melihat data itu, capaian vaksinasi Indonesia belum terlalu tinggi.

"Supaya tidak memicu persoalan pada proses tansisi dari pandemi ke endemi, pemerintah harus mengerjar target minimal capaian vaksinasi sebesar 70 persen," jelasnya. Dikatakan, program vaksinasi itu harus cepat diselesaikan sampai kita mencapai 70 persen. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved