Berita Jawa Timur
Dekan FEB UB Anggap Terlalu Dini Transisi dari Pandemi ke Endemi, Khawatir Masyarakat Abai Prokes
Dekan Fakultas FEB Universitas Brawijaya menilai pemerintah terlalu dini merencanakan transisi dari pandemi ke endemi
"Kalau perlu digelontorkan besar-besaran untuk vaksinasi," ujar dia. Memang tingkat kasus harian saat ini turun. Tapi yang jadi masalah kemudian kasus bisa jadi akan naik kalau vaksinasinya belum mencapai herd immunity. Pemerintah juga harus mampu menciptakan budaya new normal.
Yakni membiasakan masyarakat supaya tetap disiplin menjalani protokol kesehatan meskipun kasus Covid-19 sedang turun. "Sosialisasi pentingnya protokol kesehatan harus terus dilakuan. Itu saya kira harus tetap dijalankan walaupun nanti ini sudah dianggap endemi," tandasnya.
Yang betul-betul new normal adalah ketika pemerintah menyatakan ini endemi, bukan pandemi lagi. Itu baru new normal beneran, utai Ghofar. Maka idealnya pemerintah bisa melakukan transisi dari pandemi ke endemi pada tahun depan setelah capaian vaksinasi mememuhi syarat minimal terciptanya herd immunity.
"Kalau menurut saya, dengan percepatan vaksinasi, baru bisa tahun depan transisi ke endemi," katanya. Ghofar menilai, pemerintah mulai merencanakan transisi dari pandemi ke endemi untuk mengurangi beban anggaran pemerintah. Sebab jika sudah endemi, pemerintah tidak terlalu banyak ikut campur terkait dengan pembiayaan kesehatan masyarakat.
"Jangan-jangan pemerintah cepat-cepat mengatakan ini endemi supaya beban pemerintah terhadap kesehatan turun karena tidak lagi menjadi pandemi. Kalau sudah endemi pemerintah sudah tidak terlalu banyak ikut campur pembiayaannya. Kalau niatnya seperti itu, beban masyarakat akan semakin tinggi," pungkasnya.