G30S/PKI: Mohammad Hatta Sempat Masuk Daftar Target Selain 10 Jenderal dan Perwira, Tapi Berubah
Diketahui, 10 pahlawan tersebut dibunuh secara keji pada malam 30 September hingga 1 Oktober pagi tahun 1965.
TRIBUNMADURA.COM - Nyawa 10 jenderal dan perwira direnggut dalam peristiwa 30 September 1965 atau yang biasa disebut G30S/PKI.
Ternyata, rencana sebelumnya juga mengikutkan nama Wakil Presiden, Mohammad Hatta.
Namun perubahan rencana terjadi.
Hingga Hatta urung dimasukkan dalam target.
Diketahui, 10 pahlawan tersebut dibunuh secara keji pada malam 30 September hingga 1 Oktober pagi tahun 1965.
Kemudian 7 di antaranya dimasukkan ke sebuah sumur yang berada di Kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Mereka dituduh akan melakukan makar terhadap Presiden Pertama RI Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Baca juga: Pemberontakan PKI Madiun 1948, Munculnya Republik Soviet Indonesia Hingga Operasi Penumpasan
Selain mereka, awalnya mantan Presiden Mohammad Hatta disebut menjadi salah satu target juga.
Tetapi, namanya dicoret pada detik-detik menjelang eksekusi operasi itu.
Selain nama Mohammad Hatta yang dicoret, nama operasi yang dilakukan pasukan Cakrabirawa ini pun diubah.
Kudeta yang awalnya diberi nama Operasi Takari itu diubah di saat akhir menjadi Gerakan 30 September agar tidak berbau militer. Lalu kenapa nama Hatta dicoret?
Kata Untung Samsoeri, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa Letkol (Inf), tujuannya untuk menyamarkan kudeta sebagai konflik internal.
Dalam operasi itu, Untung pun membagi eksekutor ke dalam tiga satuan tugas.
Satgas Pasopati pimpinan Letnan I (Inf) Abdul Arief dari Resimen Cakrabirawa bertugas menangkap tujuh jenderal yang jadi sasaran.
Satgas Bimasakti dipimpin Kapten (Inf) Soeradi Prawirohardjo dari Batalyon 530/Brawijaya, bertugas mengamakan Ibu Kota dan menguasai kantor Pusat Telekomunikasi dan Studio RRI Pusat.