Berita Surabaya
25 Tahun Jadi Tukang Becak, Kisah Kakek Asal Gayungan Surabaya; Kejujuran Modal Utama Hidup
Bagi mereka yang mengenal atau pernah berlangganan jasa antar becak milik Solman, mungkin mafhum dengan perangainya
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
"Kalau mbecak tidak boleh nakalan. Kalau bukan gilirannya (bawa penumpang), ya enggak boleh bawa," ujarnya.
Di singgung, akan sampai kapan terus menekuni pekerjaan sebagai tukang becak. Solman hanya bisa geleng-geleng kepala.
Meskipun semua anak dan cucunya sudah hidup lebih baik, mapan dan serba kecukupan. Ia mengaku, tetap akan terus mengayuh becaknya.
Selain bisa terus memperoleh penghasilan, meski terkadang tidak menentu. Manfaat lain mengayuh becak membuatnya tetap sehat senantiasa.
"Kalau saya mboten mbecak ya saya mboten sehat (tidak narik becak malah sakit). Mbecak kan juga untuk kesehatan," pungkasnya.
Solman warga Gayungan, Surabaya merupakan satu diantara ratusan tukang becak yang memperoleh jatah bantuan sembako dari Polda Jatim dan Anggota Komisi III DPR-RI.
Terdapat sekitar 2.000 paket sembako yang dibagikan pada warga terdampak Pandemi Covid-19, di Lapangan Mapolda Jatim, Senin (11/10/2021) siang, seperti tukang becak, petugas kebersihan, cleaning service, dan pengurus masjid.
Wakil Ketua Komisi III DPR-RI, Adies Kadir berharap dengan adanya pemberian bantuan sosial berupa sembako kepada 2.000 warga terdampak Pandemi Covid-19, dapat meringankan beban warga.
"Kami pesan agar supaya selalu menjaga kesehatan walaupun bekerjanya luar biasa sebagai ujung tombak," pungkas Adis yang kini juga menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Partai Golkar itu.