Berita Sampang
Nasib Emilia, Bocah Sampang yang Alami Hidrosefalus, Orang Tua Tak Mampu Tanggung Biaya Pengobatan
Gejala penyakit yang sudah menyerangnya sejak berusia 6 bulan itu membuat Emilia hanya bisa berbaring lemas di tempat tidurnya tanpa berbicara.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Nasib malang dialami Emilia Sahra, seorang anak berusia 3 tahun yang sejak lama menderita Hidrosefalus atau penumpukan cairan di rongga otak.
Sehingga membuat ukuran kepala anak dari Pasangan Suami Istri (Pasutri) Alfian (28), Risma Nurlalili (24) warga Jalan Garuda, Kelurahan Gunung Sekar, Kabupaten Sampang, Madura tampak membesar.
Kondisi tersebut cukup memprihatinkan mengingat di usianya yang saat ini, Emilia seharusnya sudah bisa berjalan, bahkan berlari dan bermain bersama teman-temannya.
Namun, gejala penyakit yang sudah menyerangnya sejak berusia 6 bulan itu membuat Emilia hanya bisa berbaring lemas di tempat tidurnya tanpa berbicara.
Dengan kondisi itu orangtua Emilia hanya bisa bersabar dan bedoa atas kesehatan anak semata wayangnya.
Baca juga: Tak Kunjung Cetak Gol Lagi, Striker Chelsea Lukaku Dinilai Pemain yang Membosankan
Baca juga: Balasan Tak Terduga Wanita Tolong Pria Asing saat Kritis, Terima Paket Misterius, Haru Tahu Isinya
Sebab, dengan pekerjaan yang digeluti saat ini (serabutan) tidak mampu menanggung biaya pengobatan.
"Sebelumnya upaya pengobatan sudah kami lakukan, seperti terapi bahkan hingga ke RS di Surabaya menggunakan biaya pribadi," kata Alfian, Selasa (19/10/2021).
Akan tetapi, upaya pengobatan itu tidak membuat Emilia sehat kembali, meskipun sudah ditanam sebuah selang untuk menurunkan cairan pada otaknya.
"Pengobatan itu kami lakukan tiga tahun yang lalu, jadi saat ini sudah waktunya untuk mengganti selang tapi kami tidak memiliki biaya," ungkapnya.
Dengan kondisi seperti itu pihaknya berharap ada uluran tangan dari pemerintah daerah atas pengorbanan Emilia, terebih hingga saat ini belum tersentuh adanya bantuan.
"Dulu pernah pihak kecamatan datang untuk meminta Kartu Keluarga (KK), katanya akan diajukan ke Dinas Sosial namun sampai saat ini masih belum ada kejelasan," pungkasnya.