Berita Sidoarjo

Waspada Penyakit Pneumonia pada Bayi, Berpotensi Menyebabkan Meningitis, Simak Penjelasan Dokter

Bila Pneumokokus lari ke otak, menyebabkan meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang).

Penulis: M Taufik | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/M Taufik
Bidan Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Sidoarjo, saat memberikan imunisasi kepada balita dengan imunisasi PCV, yang baru saja ditetapkan sebagai imunisasi rutin 

TRIBUNMADURA.COM - Penyakit pneumonia atau radang paru akibat infeksi bakteri Pneumokokus bisa menjadi pemicu kematian bayi.

Jika dibiarkan, bakteri Pneumokokus bisa menyebar dan memicu beragam komplikasi pada bagian kepala bayi.

Demikian dijelaskan oleh Dr dr Julitasari Sundoro MSi-PH, Sekretaris Eksekutif Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Senin (15/11/2021).

Menurutnya, bila Pneumokokus lari ke otak, menyebabkan meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang).

Apabila bakteri masuk aliran darah menyebabkan bakteriemia (infeksi aliran darah). Lalu bakteri Pneumokokus bisa lari ke telinga menyebabkan otitis media (radang telinga tengah).

Baca juga: UMP Jatim 2022 Bakal Segera Diumumkan Pekan ini, Terungkap Rencana Besaran Kenaikannya

"Selain menyebabkan sesak (pneumonia), bisa menyebabkan komplikasi sinusitis, conjungtivitis (radang pada mata), meningitis, otitis media, terutama pada balita dan lansia," ungkap Julita.

Julita menjelaskan, pneumonia dapat diikuti dengan komplikasi bakteriemia atau empyema. Bisa muncul nanah pada ruang antara paru dan selaput paru. "Ini yang mengakibatkan bayi atau balita sesak," ungkapnya.

Bagi bayi penderita meningitis yang sembuh, seringkali akan mengalami gejala sisa. Bisa berupa ketulian, retardasi mental, gangguan motorik dan epilepsi.

Pemerhati vaksin ini menjelaskan, sebenarnya bakteri Pneumokokus telah ada di saluran nafas bagian atas pada anak sehat. Namun bakteri dapat menjadi jahat ketika daya tahan tubuh anak menurun, dan bakteri menjadi koloni yang besar.

"Faktor risiko untuk kolonisasi bakteri adalah, bayi yang tidak mendapat ASI, gizi buruk, infeksi virus pada saluran nafas atas, perokok pasif, sirkulasi ruangan kurang baik, atau bayi yang dititipkan di lokasi penitipan anak," lanjut Julita.

Di dunia,  masih kata Julita, 10 persen dari 12 juta kematian balita setiap tahun, diperkirakan disebabkan karena infeksi Pneumokokus.

"Dilaporkan bahwa laju pembawa kuman di nasofaring (saluran pernafasan) pada anak sehat 20-50 persen dan 25-75 persen bayi membawa kuman Pneumokokus setiap saat," katanya.

Untuk pencegahannya, langkah yang paling efisien biaya adalah dengan cara imunisasi PCV (Pneumokokus Konjugasi Vaksin).

Upaya lain melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Misalnya mencegah kepadatan hunian dan polusi di dalam rumah. Juga mengurangi terpapar asap rokok (perokok pasif), mengkonsumsi makanan bergizi dan promosi ASI eksklusif bagi bayi hingga usia 6 bulan. 

Imunisasi PCV, lanjut Julita, sudah lama ada di rumah sakit dan harus membayar dengan biaya sekitar Rp 1 juta sekali suntik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved