Ponpes Ambruk di Situbondo

Sosok Putri Helimilia Korban Ambruknya Ponpes di Situbondo, Calon Hafizhah Alquran

Putri Helmilia merupakan seorang korban ambruknya ponpes di Situbondo.   Dia merupakan seorang calon Hafizhah Quran.

Editor: Januar
TribunMadura.com/ Ahmad Zaimul Haq
KORBAN - Rina Solvy Oktayani (baju hijau) ibunda dan Lusiana (baju merah muda) tante Putri Helimilia Oktaviantika adalah korban meninggal dunia dalam peristiwa ambruknya atap kamar putri Pondok Pesantren Salafiya Sa'fiiyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, pada Rabu (29/10/2025) dini hari. 

Ringkasan Berita:
  • Putri Helimilia Octaviantika (13), santriwati asal Desa Bloro, Besuki, Situbondo, meninggal dunia akibat ambruknya atap kamar santriwati di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qadir Jailani pada Rabu (29/10/2025) dini hari.
  • utri dikenal sebagai anak rajin dan penurut yang tengah menghafal Juz 30 Al-Qur’an serta berencana mengikuti lomba tahfidz.
  • Sang ibu, Ririn, mengisahkan pertemuan terakhir dengan penuh haru dan mengaku telah mengikhlaskan kepergian putrinya

 


 
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu 


TRIBUNMADURA.COMPutri Helmilia merupakan seorang korban ambruknya ponpes di Situbondo.
 
Dia merupakan seorang calon Hafizhah Quran.
 
Suasana rumah di kawasan Besuki, Situbondo itu berubah ramai.
 
Sebab, rumah itu adalah rumah duka dari Putri Helmilia.
 
Duka mendalam menyelimuti keluarga almarhumah Putri Helimilia Octaviantika (13), santriwati yang meninggal dunia akibat tragedi ambruknya atap kamar santriwati di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qadir Jailani, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada Rabu (29/10/2025) dini hari.

Korban yang baru berusia 13 tahun ini merupakan warga Desa Bloro, Kecamatan Besuki, Situbondo. Rumah duka ramai dipenuhi pelayat dari berbagai daerah, mulai dari kerabat, tetangga, hingga rekan santriwati di pondok pesantren.

Pertemuan Terakhir Sang Ibu dengan Putri

Ibunda korban, Ririn, mengenang kembali pertemuan terakhirnya dengan penuh haru. Ia mengatakan bahwa Putri baru saja berulang tahun pada 20 Oktober 2025, hanya sembilan hari sebelum kejadian tragis itu.

“Waktu itu dia minta jam tangan ulang tahun, sudah saya belikan, tapi belum sempat dipakai,” tutur Ririn dengan mata berkaca-kaca.

Putri diketahui baru enam bulan mondok di pesantren tersebut, setelah lulus dari SD Negeri 4 Besuki. “Anaknya pendiam dan penurut. Dia memang mau mondok atas keinginannya sendiri, bukan paksaan siapa pun,” ungkap sang ibu.

Selama enam bulan di pondok, Putri jarang pulang ke rumah. “Pernah saya ajak pulang, tapi dia izin tidak boleh karena ada kegiatan. Terakhir pulang seminggu yang lalu sebelum kejadian,” tambahnya.

Calon Hafizah Al-Qur’an

Putri dikenal sebagai anak yang rajin dan memiliki semangat tinggi untuk menghafal Al-Qur’an.
 
“Dia sedang persiapan setor hafalan Juz 30. Katanya mau ikut lomba tahfidz di pondok,” ujar sang ibu lirih.

 
Putri bahkan telah menyelesaikan hafalan Juz 30 dan tengah bersiap untuk melanjutkan hafalan berikutnya.

Detik-Detik Terakhir di Rumah Sakit

Saat kejadian, pihak keluarga mendapat kabar dari pihak pondok sekitar pukul 03.00 dini hari. Sang ibu langsung berangkat ke rumah sakit tempat Putri dirawat.

 
“Waktu saya sampai di sana, Putri masih sadar. Dia sempat memanggil ayah dan ibu, lalu bilang badannya sakit semua,” kenang Ririn.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved