Berita Tulungagung
Diduga Obyek Ritual, Seekor Ikan Pari Ditemukan Warga saat Memancing, WWI Berikan Imbauan ini
Sebelumnya ada pemancing lain di sekitar Bendungan Serut Blitar yang juga mendapatkan ikan sejenis dengan ukuran lebih kecil.
Penulis: David Yohanes | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Seorang warga sedang memancing di Sungai Brantas Tulungagung-Blitar.
Kail yang digunakan warga itu kemudian menyambar ikan pari yang sedang melintas di sekitar Jembatan Nguri, Tulungagung.
Namun temuan ikan pari di Sungai Brantas justru menimbulkan kekhawatiran.
Wild Water Indonesia (WWI), salah satu LSM Lingkungan yang peduli kelestarian perairan di Indonesia mengungkapkan beberapa penyebab jika ikan pari dilepas sembarangan.
Menurut salah satu relawan WWI Region Tulungagung, Alimi, ikan pari air tawar ini bukan ikan asli Sungai Brantas.
Ikan ini berasal dari Amerika selatan yang bersifat invasif, sehingga membahayakan ikan-ikan lain di Sungai Brantas.
Baca juga: Akibat Bucin, Mantan Ojol Nekat Jual Semua Perabotan Rumah, Aksi Digagalkan Warga saat Lakukan ini
“Ikan ini seharusnya tidak ada di Sungai Brantas. Karena bisa membahayakan ikan-ikan asli Sungai Brantas,” keluh Salim, panggilan akran Alimi, Rabu (24/11/2021).
Ikan pari air tawar yang ditemukan ini masih berukuran kecil.
Sebelumnya ada pemancing lain di sekitar Bendungan Serut Blitar yang juga mendapatkan ikan sejenis dengan ukuran lebih kecil.
Dengan dua temuan ini, Salim khawatir ada lebih banyak ikan ini di Sungai Brantas.
“Dia makanannya ikan-ikan kecil serta udang. Bisa habis kalau ukurannya sudah besar,” sambung Salim.
Ikan ini juga berbahaya jika tertangkap oleh orang awam.
Sebab di ekornya terdapat senjata sengat duri beracun.
Apalagi saat ini tengah dilakukan pladu atau flushing, saat yang dinanti warga untuk mencari ikan di Sungai Brantas.
Lebih jauh Salim mengungkapkan, keberadaan ikan pari air tawar ini diyakini dilepas warga.
Baca juga: Kritik Dedi Mulyadi saat Bersihkan Sampah, Mahasiswa ini Ramai Dihujat, Sikap Kang Dedi Disorot
Penelusuran para pegiat lingkungan, diduga ada warga yang melakukan ritual membuang sial dengan melepas ikan di Sungai Brantas.
Sayangnya ikan yang dilepas jenis ikan yang membahayakan kehidupan ikan asli di Brantas.
“Jangan asal melepas ikan, pastikan ikan yang dilepas adalah ikan asli perairan setempat. Jangan ikan invasif,” tegas Salim.
Salim pun mengaku menghormati kepercayaan membuang sial dengan melepas hewan air terutama ikan.
Namun yang ditekankan, ikan yang dilepas wajib ikan yang biasa ditemui di perairan itu.
Sebab jika tidak, kemungkinan justru menimbulkan bencana ekosistem.
“Ikan yang invasif akan memakan ikan asli. Kehidupan air yang tadinya seimbang, akhirnya ada kemungkinan jenis hewan yang punah,” paparnya.
Salim mencontohkan pelepasan ikan red devil atau iblis merah di Waduk Wonorejo yang kini menjadi hama.
Ikan invasif ini juga berasal dari ritual melepas sial.
Selain ikan pari, WWI juga menemukan ikan jaguar di Sungai Brantas.
Baca juga: Inilah Jawaban Jika Gala Sky Nanti Bertanya soal Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah
Ikan ini diduga dari penghobi yang bosan dengan peliharaannya, lalu dilepas di Sungai Brantas.
Salim mengingatkan, buah penghobi ikan impor agar tidak melepas ikannya di perairan Indonesia.
Jika memang sudah bosan atau tidak bisa memberi makan, lebih baik dimusnahkan.
“Kelihatannya lebih manusiawi, dari pada dimusnahkan lebih baik dilepas. Padahal itu jauh lebih berbahaya, karena merusak ikan asli Indonesia,” ucapnya.
Lanjutnya, jika penghobi tidak tega memusnahkan ikannya, maka para aktivis lingkungan siap melakukannya.
Pilihan ini diambil demi melindungi perairan Indonesia dari ikan invasif yang merusak. (David Yohanes)