Gunung Semeru Erupsi

Bak Kota Mati, Kondisi Lumajang Dilihat dari Drone usai Erupsi Gunung Semeru, Tertutup Abu Vulkanik

Penampakan Kecamatan Candipuro Lumajang, wilayah terdampak parah erupsi Gunung Semeru dilihat dari drone.

Penulis: Ayu Mufidah | Editor: Mujib Anwar
Kolase Instagram @restukangtahu dan TribunMadura.com
Pantauan drone wilayah terdampak parah erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro Lumajang. 

TRIBUNMADURA.COM - Bencana alam terjadi di Kabupaten Lumajang menjelang pergantian tahun.

Gunung Semeru mengeluarkan erupsi hingga membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang terdampak.

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) itu mengakibatkan sejumlah orang meninggal dunia dan puluhan luka-luka.

Tidak hanya itu, bencana tersebut juga menyebabkan ratusan warga mengungsi dari rumah mereka.

Ada dua kecamatan di Kabupaten Lumajang yang dilaporkan terdampak parah erupsi Gunung Semeru.

Dua wilayah tersebut yakni Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.

Selain itu, delapan kecamatan lainnya juga terdampak abu vulkanik akibat letusan Gunung Semeru tersebut.

Sejak erupsi Gunung Semeru, wilayah terdampak mulai ditinggali warga.

Pantauan drone wilayah terdampak parah erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro Lumajang
Pantauan drone wilayah terdampak parah erupsi Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro Lumajang (Instagram @restukangtahu)

Baca juga: Apa itu Erupsi? Fenomena yang Kini Melanda Gunung Semeru, ada Ancaman Hingga Gangguan Kesehatan

Bahkan, wilayah Kecamatan Candipuro tampak benar-benar seperti kota mati.

Mengutip dari pengamatan pemilik akun Instagram @restukangtahu, abu vulkanik tampak menutupi wilayah setempat.

Seperti yang teramati menggunakan drone pada Minggu (5/12/2021) atau satu hari setelah letusan Gunung Semeru, wilayah tersebut tampak gersang.

Abu vulkanik tidak hanya menutupi atap-atap rumah warga.

Abu vulkanik juga membuat pohon-pohon hijau berubah warna menjadi kecoklatan.

Puluhan Orang Dilaporkan Hilang

Data terbaru menyebutkan, jumlah orang hilang akibat erupsi Gunung Semeru hingga kini mencapai puluhan orang.

Berdasarkan data dari Posko Pengungsian Desa Sumberwuluh, jumlah orang hilang sudah mencapai 32 orang.

"Kalau yang sudah ditemukan 7 orang, tapi semua sudah dalam keadaan meninggal," kata Abdul Aziz Kepala Desa Sumberwuluh.

Sedangkan di Posko Pengungsian Desa Penanggal menerima informasi 12 orang hilang.

Dari jumlah itu, dua orang sudah ditemukan dalam keadaan selamat.

Keduanya atas nama Sarjuk, warga Desa Sumbermujur dan Sengku Rahajo, warga Desa Curah Koboan.

"Bapak Sarjuk ditemukan di rumah salah satu warga Dusun Gunung Gending Desa Penanggal," kata Faisal, petugas pendata Posko Desa Penanggal.

"Sedangkan Sengku Raharjo ditemukan di kawasan Loji atau Pos Pantau Gunung Sawur Desa Sumberwuluh," sambung dia.

Suasana evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru di Posko
Suasana evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru di Posko (humas Polda Jatim)

Hingga kini, pencarian korban hilang terus dilakukan.

Terlebih, di semua posko sudah membuka pos pelaporan orang hilang.

Oleh karena itu, warga yang merasa kehilangan saudara atau keluarganya bisa segera melapor ke posko terdekat.

Bahaya Abu Vulkanik

Sementara itu, abu vulkanik sendiri memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia.

Sebab, abu vulkanik memiliki sifat korosif, yang dapat mengancam nyawa manusia.

Mengutip dari cdc.gov, berikut ini dua ancaman utama yang menyerang kesehatan makhluk hidup ketika terjadi letusan gunung berapi:

Warga saat mengerumuni lokasi jembatan Gladak Perak yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Warga saat mengerumuni lokasi jembatan Gladak Perak yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru. (TRIBUNMADURA.COM/KUKUH KURNIAWAN)

Baca juga: UPDATE Gunung Semeru - 44 Orang Dilaporkan Hilang, ada yang Sudah Ditemukan, Simak Kondisinya

1. Abu Vulkanik

Paparan abu vulkanik sangat berbahaya.

Bayi, orang tua, dan orang dengan kondisi pernapasan seperti asma, emfisema, dan penyakit paru-paru kronis lainnya mungkin mengalami masalah jika menghirup abu vulkanik.

Abu vulkanik memiliki tekstur berpasir, abrasif, dan terkadang korosif.

Partikel abu yang kecil dapat menggores bagian depan mata.

Partikel abu mungkin mengandung silika kristal, yaitu bahan yang menyebabkan penyakit pernapasan yang disebut silikosis.

2. Gas Vulkanik

Sebagian besar gas dari gunung berapi bersifat cepat meledak.

Namun, gas berat seperti karbon dioksida dan hidrogen sulfida dapat terkumpul di daerah dataran rendah.

Gas vulkanik yang paling umum adalah uap air, diikuti oleh karbon dioksida dan sulfur dioksida.

Sulfur dioksida dapat menyebabkan masalah pernapasan baik pada orang sehat maupun orang dengan asma dan masalah pernapasan lainnya.

Gas vulkanik lainnya yaitu hidrogen klorida, karbon monoksida, dan hidrogen fluorida.

Jumlah gas-gas ini sangat bervariasi pada setiap letusan gunung berapi.

Pada tingkat rendah, gas dapat mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan.

Pada tingkat yang lebih tinggi, gas dapat menyebabkan pernapasan cepat, sakit kepala, pusing, pembengkakan dan kejang tenggorokan, dan kematian.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved