Berita Mojokerto

Kasus Demam Berdarah di Kabupaten Mojokerto Melonjak, 1 Anak Meninggal dan 7 Orang Lainnya Dirawat

Anak laki-laki berinisial FPN (6) asal Kabupaten Mojokerto dikabarkan meninggal dunia akibat terjangkit DBD.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/MOHAMMAD ROMADONI
Petugas melakukan fogging di wilayah yang terjangkit DBD, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto 

TRIBUNMADURA.COM, MOJOKERTO - Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto melakukan penyelidikan epidemiologi kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah utara Sungai Brantas, Desa Parengan, Kecamatan Jetis.

Seorang anak laki-laki berinisial FPN (6) asal Desa Parengan, Kecamatan Jetis tersebut, dikabarkan meninggal dunia akibat terjangkit DBD.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit P2P Dinkes Kabupaten Mojokerto, dr Agus Dwi Cahyono mengatakan, berdasarkan laporan dari Puskesmas, kondisi FPN sudah memburuk ketika dibawa ke rumah sakit.

"Prosesnya cepat sekali kondisi si anak buruk saat dibawa ke rumah sakit dan tidak lama kemudian meninggal Suspect DBD," ungkapnya, Sabtu (8/1/2021).

Menurut dia, setelah melakukan penyelidikan epidemiologi ditemukan jentik-jentik (Nyamuk Aedes Aegypt) di wilayah tersebut.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Sampang pada 2021 Meningkat Dibanding Tahun Sebelumnya, ini Rinciannya

"Ternyata memang ada beberapa jentik-jentik nyamuk terutama yang menyebabkan DBD yakni di lingkungan lima sampai enam Rukun Tetangga (RT) dan kita lakukan Fogging," jelasnya.

Agus menyebut ada tujuh warga di lingkungan Desa Parengan yang kini masih dalam perawatan medis diduga terjangkit dengan gejala-gejala menyerupai DBD.

"Ada sekitar tujuh warga yang gejalanya menyerupai DBD namun kita belum kami pastikan apakah DBD atau tidak," terangnya.

Dia mengimbau masyarakat agar waspada melonjaknya kasus DBD di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Terutama, orang tua yang memiliki anak-anak dapat mengenali gejala-gejala DBD meliputi kondisi anak panas tinggi, cenderung tidak mau makan dan minum, badan lemas, ada tanda-tanda pendarahan seperti bintik-bintik merah, pendarahan hidung.

"Paling parah muntah mengeluarkan darah dan buang air besar berdarah," ujarnya.

Adapun data kasus DBD dua bulan terakhir yakni 10 kasus di bulan November dan 18 kasus bulan Desember 2021.

"Untuk data terbaru kita belum update namun yang jelas banyak rumah sakit yang merawat pasien DBD," pungkasnya. (don/ Mohammad Romadoni).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved