Jangan Asal Booster, Kenali Jenis Vaksin Booster Serta Mekanismenya, Simak Panduan Berikut ini
Kenali vaksin booster sebelum menjalani Vaksin booster, sebaiknya jangan asal, berikut ini panduan dan mekanismenya
TRIBUNMADURA.COM - Sebaiknya kenali dulu vaksin booster yang akan diterima, mekanisme dan juga pemberian vaksin booster.
Sebab, pemberian vaksin booster tak boleh asal.
Homolog, yaitu pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Heterolog, yaitu pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Vaksin untuk Kucing, Lakukan Vaksinasi secara Rutin Agar Anabul Bebas Penyakit
Lantas, bagaimana panduan memilik vaksin booster?
Namun demikian, jenis vaksin booster yang diberikan akan ditentukan oleh petugas kesehatan berdasarkan riwayat vaksinasi primer, yakni dosis pertama dan kedua yang diterima dan sesuai ketersediaan vaksin di tempat layanan.
Setelah mengenal mekanisme pemberian vaksin, cek jenis vaksin primer (dosis pertama dan kedua) Anda.
Lalu, simak regimen dosis lanjutan (booster) yang diberikan, yakni:
a. Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan:
• Vaksin Astra Zeneca, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Iklan untuk Anda: Pria Sidoarjo Menumbuhkan Rambutnya dalam Sebulan. Ini Resepnya!
Advertisement by
• Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
b. Untuk sasaran dengan dosis primer Astra Zeneca maka diberikan:
• Vaksin Modema, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
• Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
c. Bila ada regimen dosis lanjutan yang baru untuk Vaksinasi Program akan disampaikan kemudian
Panduan Pemberian Vaksin Booster
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam siaran persnya memberikan mekanisme pemberian vaksin booster, yakni:
1. Sinovac
- Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa.
2. Pfizer
- Vaksin booster 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.
3. AstraZeneca
- Vaksin booster dapat diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan nilai titer antibodi IgG dari 1792 menjadi 3746.
4. Moderna
- Vaksin booster diberikan setengah dosis setelah 6 bulan dosis lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas.
Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.
5. Zifivax
- Vaksin booster diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm).
- Diberikan untuk usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.
Artikel Terkait Lainnya
(Tribunnews.com/Widya)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews