Berita Sumenep
Parkir Sembaranggan Jadi Biang Kemacetan di Pelabuhan Talango, Ini Kata Pengusaha Muda di Sumenep
Pengguna sepeda motor saat ingin masuk ke dalam pasar tradisional Kecamatan Talango mayoritas memarkirkan motornya di sembarang tempat
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Sejumlah pengendara roda dua atau sepeda motor, dan becak motor (bentor) yang ada di pelabuhan Talango Sumenep dikeluhkan, karena disebut bagian dari faktor macet.
Pengguna sepeda motor saat ingin masuk ke dalam pasar tradisional Kecamatan Talango mayoritas memarkirkan motornya di sembarang tempat.
Inilah yang menjadi sebab jalannya roda empat, baik mobil maupun truk yang melintas di pelabuhan.
Sementara bentor, saat menaikkan penumpang yang turun dari kapal tongkang langsung berebutan dan tanpa memperhatikan pengendara lainnya.
Bahkan, pada saat para peziarah ke wisata religi banyak datang dan pengendara Caktor akan kejar-kejaran.
TribunMadura.com menemui langsung Pengusaha Muda asal Kecamatan Talango, H. Sanusi SH mengakui soal parkir sembarangan yang menyebabkan terjadinya kemacetan.
Baca juga: Terungkap Penyebab Kemacetan yang Terjadi di Penyebrangan Pelabuhan Talango - Kalianget Sumenep
"Maka ketika kemacetan itu terjadi titik fokusnya hanya ke roda empat ya, padahal roda dua itu harusnya ditertibkan. Seperti parkirnya sepeda motor dan becak itu," kata H. Sanusi SH saat ditemui di rumahnya, Minggu (16/1/2022).
Pemilik Trevel PT. Farhan Surya Indah ini menceritakan, bahwa sudah diketahui bersama saat perahu tongkang sudah sandar dan para Caktor berebutan menunggu penumpang atau peziarah.
Pemuda yang sukses sebagai pengusaha trevel jamaah umrah Madura - Makkah ini mencontohkan, pada saat peziarah datang dan sebut saja katanya 2 menit lalulalang menaikkan penumpang dikalikan 10 becak, dipastikan sudah 20 menit keterlamnatan. Jika misalkan 30 becak dikalikan 2 menit dan itu sudah 60 menit.
"Ini yang perlu diperhatikan oleh pemerintah," pintanya.
Dari itulah pemilik saham dua kapal tongkang, yakni KM. Safaraz dan KM. Karjon ini mengakui bahwa itulah yang menjadi faktor terjadinya macet.
"Nah harapannya, bagaimana memperbaiki stan parkirnya becak dan sepeda motor itu. Dan itu dibuat trotoar, sehingga parkirnya teratur dan jalan penyebrangan tidak terjadi macet," kata H. Sanusi SH.
"Sebab kenapa, pada saat mobil mau turun dari tongkang saja itu sulit. Kenapa, karena kanan kirinya penuh dengan sepeda motor, hal itu yang perlu diperhatikan," pintanya.