Dulu Ramai Didatangi Jemaah, Masjid ini Kini Sepi, Perlahan Mulai Ditelan Air, Dinding Dihiasi Lumut

Kisah masjid ditelan air sedikit demi sedikit. Dulu ramai didatangi jemaah, kini diselimuti lumut dan sampah.

Penulis: Ayu Mufidah | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/ IRA GITA
Masjid Wal Adhuna di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Masjid ini perlahan tenggelam akibat banjir rob, Kamis (9/12/2021). 

Dahulu, Masjid Wal Adhuna merupakan salah satu pusat ibadah di kawasan Sunda Kelapa.

Ratusan jemaah rutin menunaikan ibadah shalat lima waktu di sana dulunya.

Petugas keamanan yang sudah bekerja di kawasan tersebut sejak 1998 bernama Safrizal menjadi saksi hidup kisah masjid itu.

Ia mengatakan bahwa masjid itu sudah ada di sana sejak ia ditugaskan.

Baca juga: Viral Pengantin Wanita Naik Perahu ke KUA, Terjang Sungai demi Menikah, Ada Kisah Pilu di Baliknya

Mulanya, Masjid Wal Adhuna dibangun sebagai tempat ibadah bagi pekerja di sekitar pelabuhan.

Lambat laun, warga sekitar juga mulai menjadi jemaah masjid tersebut.

“Karena cukup aktif akhirnya warga dilibatkan sebagai pengurus masjid," kata Safrizal, Kamis (6/2/2020) lalu.

"Jadi jemaahnya ada yang dari pelabuhan dan ada yang dari warga,” tutur dia.

Masjid Wal Adhuna di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Masjid ini perlahan tenggelam akibat banjir rob, Kamis (9/12/2021).
Masjid Wal Adhuna di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Masjid ini perlahan tenggelam akibat banjir rob, Kamis (9/12/2021). (KOMPAS.COM/ IRA GITA)

Masjid Wal Adhuna menjadi sangat ramai pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri serta Idul Adha.

Namun, hal tak terduga terjadi setelah banjir rob besar yang terjadi di daerah tersebut.

Pemprov DKI Jakarta membangun tanggul yang tingginya kurang lebih lima meter di kawasan Sunda Kelapa.

Tanggul itu dibangun di belakang masjid, menutup akses menuju rumah ibadah tersebut.

Kisah Masjid Wal Adhuna seakan menjadi bukti prediksi Jakarta lambat laun akan tenggelam bukan isapan jempol belaka.

Peneliti geodesi dan geomatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas menjelaskan, sekitar 9.000 hektare lahan Jakarta sudah berada di bawah permukaan laut.

Namun, lahan tersebut tetap kering saat ini karena adanya tanggul laut dan tanggul sungai.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved