Berita Bangkalan
Momen AHY Ikut Goreskan Tanda tangannya dengan Canting Batik, saat Kunjungi Galeri Batik Madura
Tak hanya melihat produk jadi, AHY bersama rombongan juga melihat langsung proses produksi di tempat tersebut. Di antaranya, membuat pola
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi Galeri Pesona Batik Madura di Bangkalan, Minggu (20/2/2022). Dalam kunjungan ini, AHY menegaskan komitmen partainya dalam memperjuangkan keberadaan UMKM, termasuk pengrajin batik.
Didampingi Sekjend Teuku Riefky Harsya, Bendahara Umum Renville Antonio, dan Wakil Gubernur Jatim yang juga kader Demokrat, Emil Elestianto Dardak, AHY langsung berkeliling galeri. Ia yang tiba bersama sang istri, Annisa Pohan juga langsung melihat satu persatu koleksi batik di tempat ini.
Tak hanya melihat produk jadi, AHY bersama rombongan juga melihat langsung proses produksi di tempat tersebut. Di antaranya, membuat pola hingga menggoreskan malam pada kain menggunakan canting.
Bahkan, Annisa Pohan bersama istri Emil Dardak, Arumi Bachsin ikut mencoba menggunakan canting. Sambil berbincang dengan pengerajin di tempat ini, mereka tampak antusias ikut melukis.
AHY pun sempat menggoreskan malam menggunakan canting untuk menuliskan tandatangan miliknya. Rencananya, kain bertandatangan AHY tersebut akan diproduksi.
Dikonfirmasi di sela kegiatan, AHY begitu terkesima dengan hasil produksi batik di tempat ini. Beberapa di antaranya, bahkan ada yang telah berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Baca juga: Tampilan AHY saat Sowan ke Rais Aam PBNU Bikin Pangling, Pakai Sarung Serba Biru
"Saya tadi tanya. Kira-kira prosesnya berapa lama? Katanya (pengerajin) bergantung. Ada yang sebulan, dua bulan, setahun. Ini menunjukkan butuh proses," kata AHY.
"Proses yang begitu panjang dalam membuat selembar kain ini terlihat dengan kualitas karya bernilai luar biasa. Kami memberikan apresiasi tinggi," katanya.
Partai Demokrat rencananya konsisten mendukung keberadaan UMKM. Baik dengan terus menggunakan batik di berbagai kegiatan, membuat program di eksekutif, maupun dengan mengawal kebijakan pemerintah lewat legislatif.
"Kami bersama Partai Demokrat berupaya mendukung pengerajin batik ini agar semakin berdaya. Ini yang kami dorong dan dukung. Dalam berbagai upaya, mulai penjualan, marketing, permodalan, dan lain-lain," katanya.
Dengan menjaga keberadaan batik, tak hanya mendukung eksistensi pengerajinnya. Namun, juga melestarikan budaya asli Indonesia.
AHY mengutip pengakuan Unesco yang menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Ini dilakukan sejak 2 Oktober 2009 lalu saat masa pemerintahan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Oleh karena itu, pada tanggal 2 Oktober menjadi hari Batik Nasional. Semua menggunakan batik di manapun," katanya.
Kepada para pengerajin, pihaknya berterimakasih. Apalagi, hal ini dilakukan secara turun temurun. "Dengan melestarikan batik akan sekaligus mempopulerkan budaya Indonesia dari para leluhur," katanya.
"Bukan hanya Jatim, namun Indonesia bahkan mendunia. Kita punya mimpi batik bukan hanya dikenakan di Indonesia namun menjadi keseharian masyarakat dunia," katanya.