Berita Bangkalan
Bupati Bangkalan Menanam Pohon Mangrove Bersama Forkopimda, Ungkap Harapan untuk Ekosistem Laut
keberadaan mangrove mampu menjadi sabuk hijau bagi area pesisir pantai dan sekitarnya. Perannya tanaman penangkis gelombang maupun pasang surut
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Kodam V/Brawijaya menggelar Karya Bakti dengan melakukan penanaman secara serentak sedikitnya 80 ribu bibit pohon mangrove di 17 kabupaten/kota di Jawa Timur, Jumat (4/3/2022).
Pesisir Desa Lajing, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu lokasi penanaman bibit mangrove yang secara simbolis ditanam langsung oleh Panglima Kodam (Pangdam) V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto bersama Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron (Ra Latif).
“Hindari keegoisan dan kepentingan sesaat, kita jaga bersama ekosistem pesisir laut. Jangan sampai ekosistem yang seharusnya kita jaga justru mengalami kerusakan,” ungkap Ra Latif dalam sambutannya.
Bersama Ra Latif, turut menanam bibit mangrove Komandan Kodim 0829 Bangkalan, Letkol Inf Syarifudin Liwang, Komandan Lanal Batuporon, Letkol Laut (P) Mahfud Efendi, Kapolres Bangkalan, AKBP Alith Alarino, Kepala Kejaksaan Negeri Bangkalan, Chandra Saptaji, dan Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan, Muhammad Fahad.
Termasuk puluhan siswa, relawan yang tergabung dalam Kelompok Peduli Mangrove Madura (KPMM), serta sejumlah organisasi kemasyarakatan juga turut melakukan penanaman mangrove.
Ra Latif menjelaskan, keberadaan mangrove mampu menjadi sabuk hijau bagi area pesisir pantai dan sekitarnya. Perannya sebagai tanaman penangkis gelombang maupun pasang surut air laut tentu sangat berguna bagi kawasan pesisir. Sebab, mampu menjadi daya tangkal terjadinya abrasi di sekitar bibir pantai.
“Keberadaan hutan mangrove memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir pantai dan sekitarnya. Terdapat sejumlah vegetasi endemic yang hidup di antara transisi daerah laut dan daratan,” jelasnya.
Bahkan, lanjut Ra Latif, hutan mangrove menyimpan banyak manfaat. Keberadaannya yang bersifat multifungsi mampu menyasar kehidupan ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan bagi masyarakat pesisir dan sekitarnya.
“Itulah mengapa kelestarian ekosistem hutan mangrove harus diperhatikan betul. Sekali lagi, Jangan sampai ekosistem yang seharusnya kita jaga justru mengalami kerusakan akibat keegoisan dan kepentingan sesaat. Dampak dari kerusakan suatu ekosistem sangatlah nyata adanya,” pesan Ra Latif.
Selain di Kabupaten Bangkalan, 16 wilayah rawan abrasi air laut lainnya meliputi Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Tuban, Lamongan, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Jember, Banyuwangi, Gresik, Pamekasan, Sumenep, dan Kabupaten Sampang. (edo/ahmad faisol)