Ramadan 2022

Termasuk Tanda Kemunafikan, Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Begini Penjelasan Hadist dan Ulama

Sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk menjauh dari perilaku berbohong, yang merupakan tanda kemunafikan.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
freepik.com
Ilustrasi - penjelasan apakah bohong membatalkan puasa 

Ia hanya dianggap telah menggugurkan kewajiban untuk berpuasa.

Hal itu juga dijelaskan dalam Kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani.

مُقْتَضَى هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّ مَنْ فَعَلَ مَا ذُكِرَ لَا يُثَابُ عَلَى صِيَامِهِ ، وَمَعْنَاهُ أَنَّ ثَوَاب الصِّيَام لَا يَقُومُ فِي الْمُوَازَنَةِ بِإِثْم الزُّور وَمَا ذُكِرَ مَعَهُ

Artinya: "Konsekuensi dari hadits tersebut, siapa saja yang melakukan dusta yang telah disebutkan, balasan puasanya tidak diberikan.

Pahala puasa tidak ditimbang dalam timbangan karena telah bercampur dengan dusta dan yang disebutkan bersamanya.” (Fathul Bari)

Selain itu, sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk menjauh dari perilaku berbohong.

Sebab dalam sebuah hadits berbohong menjadi tanda kemunafikan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda.

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Artinya: Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat.” (HR Bukhari)

Demikian hukum orang berbohong saat sedang berpuasa.

Ibadah puasanya tetap diterima oleh Allah SWT.

Namun, ia tidak mendapat pahala sedikit pun atas rasa lapar dan haus selama sehari.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved