Berita Bangkalan
Sandiaga Uno Dukung Penuh Pembangunan IISP di Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura, Begini Katanya
Pembangunan Indonesia Islamic Science Park dinilai sebagai satu di antara komponen pengembangan wisata berbasis halal di Kabupaten Bangkalan.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Arah pengembangan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Bangkalan pun menetapkan akses menuju Jembatan Suramadu sepanjang 12 Km sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi. Dengan kegiatan utama di sektor industri, perdagangan jasa, dan permukiman.
“Bangkalan ketika kelak terwujud sebagai pusat wisata berbasis halal, pusat kuliner halal, dan pengembangan ekonomi syariah, tidak serta merta meninggalkan unsur religious dan budaya,” ungkap Ra Latif.
Berdasarkan Pre Feasibility Study Pemprov Jatim yang diterima Bappeda Kabupaten Bangkalan, rancang bangunan IISP di KKJSM mengadopsi bentuk ‘Surya Majapahit’ atau ‘Matahari Majapahit. Sebuah lambang membentuk diagram kosmologi yang disinari jurai matahari. Lambang ini kerap ditemukan di reruntuhan bangunan yang berasal dari masa Majapahit.
Profil kawasan IISP terbagi menjadi 6 zona. Zona 1 disebut Zona Islami atau spiritual yang terdiri dari bangunan ibadah atau dakwah, ponpes modern, balai pelatihan, asrama, Co-working space, hingga inkubator UMKM.
Pada Zona 1 terdapat bangunan masjid dengan konsep ‘Taman Firdaus’, terintegrasi dengan Zona II yang saat ini sudah terbangun Rest Area ‘Tanean Suramadu’. Di situ nantinya juga akan menjadi pusat informasi wisatawan atau Tourism Information Centre (TIC), arena karapan sapi yang dilengkapi dengan tribun penonton dan kantor.
Sedangkan pada sisi timur Zona II menjadi lokasi pintu masuk, parkir, pasar rakyat, dan ruang terbuka hijau. Pada Zona III diproyeksikan sebagai pusat perbelanjaan, hotel, dan convention hall dukungan lahan parkir.
Pada Zona IV diplot sebagai pusat rekreasi edukatif taman tematik tentang science yang bersumber dari Al Quran seperti under the sea ‘Kisah Nabi Musa AS’, museum megafauna ‘Kisah Nabi Nuh AS’.
Selain itu botanical glass castle ‘Kisah Nabi Sulaiman AS’, 3D live sketch ‘Kisah Nabi Yunus’, arch geo ‘Kisah Nabi Hud AS’, 4D astronomy ‘Kisah Nabi Idris AS’, dan kebun kurma dan parit ‘Kisah Nabi Muhammad SAW’ berupa museum, galeri, dan bengkel workshop simulator.
Pada Zona V adalah zona penunjang seperti kantor pengelola, tiket dan pusat informasi, instalasi pengelolaan sampah, dan pelayanan lainnya. Lokasi wisata pesisir dengan pemandangan langsung kemegahan Jembatan Suramadu akan berada di Zona VI atau wisata pesisir.
Di situ akan dilengkapi dengan indoor museum dan galeri, open galeri, amphitheatre, rooftop café dengan dukungan fasilitas public seperti arboretum, camping ground, petualangan, pusat olahraga, dan lintasan jogging.
Ra Latif menegaskan, Pemkab Bangkalan siap memfasilitasi dan menindaklanjuti terkait penyediaan kebutuhan lahan di KKJSM sebagai komitmen dalam upaya percepatan pembangunan kawasan industri halal di Madura. Sehingga manfaat bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat Madura segera dirasakan.
“Total kebutuhan lahan seluas 107 hektar di KKJSM. Pembangunan IISP adalah P1 (Prioritas Satu), salah satu proyek strategis nasional yang ada dalam Perpres 80. IISP nantinya akan terhubung dengan kawasan Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Kecamatan Klampis,” pungkas Ra Latif.
Sementara Rektor UTM, Muh Syarif mengungkapkan, dibutuhkan integrasi, kolaborasi, dan sinergitas dari semua elemen karena branding hingga narasi-narasi yang terbangun tentang destinasi wisata di Bangkalan dan Pulau Madura secara keseluruhan sangat luar biasa.
“Tinggal eksekusi, tinggal teman-teman media harusnya sudah mulai menindaklanjuti. Saya kira semua siap tingga political will saja,” ungkapnya.
Bersama Bupati Ra Latif, Muh Syarif telah diminta Menteri Parekraf, Sandiaga Uno untuk membuat sebuah konsep tentang pengembangan wisata halal di Bangkalan dan Madura. “Dari sisi Tri Dharma banyak yang bisa UTM kolaborasikan dengan IISP, seperti riset misalnya,” pungkasnya. (edo/ahmad faisol)