Berita Bangkalan
Cuaca Ekstrem di Bangkalan, Hujan Lebat, Angin Kencang Hingga Sambaran Petir dalam Seminggu Terakhir
derasnya hujan dengan kilatan petir di sejumlah kawasan di Bangkalan masih menyisakan genangan-genangan air
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Awan mendung berwarna pekat, hujan dengan intensitas sedang-tinggi, angin kencang, hingga sambaran petir di waktu siang, sore, bahkan malam hari mewarnai cuaca ekstrem di Kabupaten Bangkalan dalam seminggu terakhir.
Siang ini, derasnya hujan dengan kilatan petir di sejumlah kawasan di Bangkalan masih menyisakan genangan-genangan air, Rabu (18/5/2022). Diprediksi air hujan akan kembali tumpah, mengingat langit Bangkalan masih dirundung awan mendung.
“Fenomena ini bagian dari siklus tahunan, yakni masa pancaroba. Karena ketika memasuki pancaroba, terjadi transisi atau pergantian antara dua musim seperti musim kemarau menuju musim penghujan,” ungkap Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Rizal Morris kepada Surya.
Baca juga: Bukan Karena PMK, Peternak Sapi di Bangkalan Khawatir tak Laku saat Momen Panen Hari Raya Idul Adha
Kumpulan Berita Lainnya seputar Bangkalan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Sesuai Peringatan Dini Cuaca Wilayah Jawa Timur per Rabu (18/5/2022), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan dengan intensitas sedang-tinggi, angin kencang, hingga sambaran petir diprediksi akan menerjang Kecamatan Blega, Galis, dan dapat meluas ke Kecamatan Socah, Kamal, Burneh, Arosbaya, Geger, Kwanyar, Labang, Tanah Merah, Tragah, Modung, hingga Konang pada pukul 11.02 WIB.
Rizal menjelaskan, ciri-ciri musim pancaroba ketika terjadi transisi dalam sebuah musim biasanya akan ditandai dengan kemunculan perubahan cuaca bahkan cenderung ekstrem. Seperti hujan yang sangat lebat disertai kilat namun terjadi dalam durasi yang singkat.
“Hembusan angin yang kencang dengan potensi puting beliung di beberapa lokasi, hujan es, hingga angin ribut. Itu merupakan dampak yang muncul saat masa pancaroba karena terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban udara yang cukup signifikan,” pungkasnya.