Berita Sampang
Tekad Guru Cantik di Sampang, Lestarikan Permainan Tradisional Slodor untuk Anak, Hindari Gadget
Sehingga, perempuan berusia 26 tahun itu bertekad untuk melestarikannya permainan anak tersebut, salah satunya Slodor
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Ditengah perkembangan zaman, pemainan anak tradisional sudah jarang dimainkan oleh anak-anak terutama di Kabupaten Sampang, Madura.
Sehingga berpotensi punah lantaran anak-anak lebih tertarik bermain gadget, tepatnya game online.
Kondisi tersebut menjadi perhatian khusus oleh Lailatu Maqfiroh, seorang guru di SMA Negeri 1 Sampang.
Sehingga, perempuan berusia 26 tahun itu bertekad untuk melestarikannya permainan anak tersebut, salah satunya Slodor.
Perempuan berparas cantik itu menulis permainan Slodor karena jika tidak didokumentasikan khawatir sewaktu-waktu pasti punah.
Lailatu Maqfiroh mengatakan, jika setelah menulis permainan Slodor langsung mengumpulkannya pada mantan Dosen pengampu matakuliah Masyarakat Kebudayaan Madura di kampus kuliahnya dulu, Universitas Trunojoyo Madura.
Baca juga: Masih Ingat Kasus Wanita Habisi Nyawa Ayah di Sampang? Nasib Pelaku Kini Dibawa ke RSJ Menur
Kumpulan Berita Lainnya seputar Sampang
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
"Hingga akhirnya permainan yang saya tulis menjadi bagian kumpulan tulisan permainan tradisional se-Madura dan bukunya terbit ber-ISBN," ujarnya, Minggu (29/5/2022).
Lailatul Maqfiroh menjabarkan, permaianan Slodor memerlukan minimal tujuh garis yang harus jelas.
Empat baris lurus ke samping, lalu dua garis lurus menutup samping empat garis tersebut, kemudian ditambah satu garis di tengah.
"Dalam permainan ini membutuhkan 10 orang dibagi menjadi dua kelompok yakni, kelompok penjaga dan kelompok pemain," terangnya.
Menurutnya, manfaat permainan Slodor sangat memberikan kegembiraan kepada anak dan yang paling terpenting melatih bekerja sama anak dalam sebuah tim.
"Termasuk menciptakan jiwa kepemimpinan karena setiap tim harus ada pemimpin yang mengatur kelompoknya masing-masing," pungkasnya.