Berita Bangkalan

Terbaru 131 Sapi Alami Suspek PMK, Suplai Obat-obatan di Dinas Peternakan Bangkalan Mulai Menipis

Update Peta Sebaran Kasus PMK Sapi di Kabupaten Bangkalan per  5 Juni 2022 menunjukkan, sejumlah 131 ekor sapi menunjukkan gejala klinis mengarah PMK

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Suntikan Penstrep (antibiotik), B-Sanplex (vitamin B Komplek), dan Biodin (vitamin penguat otot) yang diberikan Tim Dokter Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan terhadap ratusan sapi di kandang karantina milik UPT Balai Karantina Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi pada Kamis (19/6/2022) kini persediaannya mulai menipis 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan mulai mengkalkulasi dan membandingkan antara ketersediaan obat-obatan dengan masifnya tingkat penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) sapi. Update Peta Sebaran Kasus PMK Sapi di Kabupaten Bangkalan per  5 Juni 2022 menunjukkan, sejumlah 131 ekor sapi menunjukkan gejala klinis mengarah kuat tertular PMK.

Kondisi tersebut memaksa Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan mengumpulkan semua petugas; 8 dokter hewan dan 54 paramedik pada Sabtu (4/6/2022). Itu dilakukan sebagai upaya menyamakan persepsi terkait semakin masifnya penyebaran virus PMK sapi.

“Kemarin semua dikumpulkan, mengingat kasus ini semakin masif, sebarannya semakin meluas, dan jumlahnya semakin banyak. Kami mencoba untuk menghitung karena amunisi berupa obat-obatan semakin menipis,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Drh Ali Makki kepada Surya, Minggu (5/6/2022).

Dengan bertambahnya 131 kasus suspek baru itu, total jumlah kasus suspek PMK di Kabupaten Bangkalan sebanyak 664 ekor sapi. Ratusan ekor sapi suspek PMK itu tersebar di 16 kecamatan dari 18 kecamatan yang ada. Sedangkan sapi positif terkonfirmasi terdata sejumlah 17 ekor yang tersebar di empat kecamatan; Tanjung Bumi, Blega, Konang, dan Modung.  

“Posisi kami, dinas atau pemerintah, menjadi dilemma. Karena itu kemarin kami berkumpul untuk menyamakan persepsi. Kalau kasusnya seperti ini terus, maka tidak akan bertahan lama karena obat-obatan kami sudah semakin menipis,” tegas Ali.

Kendati telah mengumpulkan seluruh dokter hewan dan paramedik, Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan belum menemukan angka pasti terkait berapa lama ketersediaan obat-obatan bisa bertahan untuk mengobati sapi-sapi berstatus suspek PMK.

“Karena ada beberapa dokter hewan yang tidak bisa hadir. Kami akan melanjutkan pertemuan besok (Senin). Ada wacana pemanfaatan stok obat-obatan pribadi milik para dokter, namun tidak gratis karena memang mereka sudah memiliki izin praktek,” pungkas Ali. (edo/ahmad faisol)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved