Berita Surabaya

Curhat Wanita Hendak Jual Ginjal Demi Menyambung Hidup, Suami di-PHK Sambat ke Wali Kota Surabaya

Selama suaminya tak bekerja, wanita ini mengandalkan usaha dengan membuat kotak makanan berdasarkan pesanan beberapa pelaku UMKM lain.

Penulis: Bobby Koloway | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Bobby Koloway
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima curhatan seorang ibu yang sempat berniat jual ginjal dalam acara "Sambat Nang Cak Eri", Sabtu, (23/7/2022). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima curhatan seorang ibu dalam acara "Sambat Nang Cak Eri", Sabtu, (23/7/2022).

Dengan diiringi isak tangis, perempuan tersebut bercerita di hadapan Wali Kota Eri soal kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya.

Perempuan bernama Agus Riyani ini menceritakan bagaimana kondisi ekonomi keluarganya yang kesulitan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Tanggapan Eri Cahyadi Soal Namanya Masuk di Pilgub Jatim 2024, Singgung Jabatan Wali Kotanya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Mulai dari suaminya yang mengalami PHK hingga dirinya yang kesulitan modal kerja.

"Pak Wali... Abot Pak Wali," kata Riyani di hadapan Eri sambil tak kuasa menitikkan air matanya.

"Suami saya mulai kerja 28 Juni kemudian dipecat tanggal 18 Juli dengan alasan attitude. Usianya sudah 46 tahun, gaji suami saya Rp2,8 juta Pak Wali," kata perempuan 44 tahun ini.

Kedua, Riyani juga meminta bantuan modal usaha kepada Pemkot.

Selama suaminya tak bekerja, pihaknya mengandalkan usaha dengan membuat kotak makanan berdasarkan pesanan beberapa pelaku UMKM lain.

"Saya dulu sempat akan menjual ginjal saya Pak. Tapi, oleh Ibu Risma (Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya sebelumnya) dilarang dan diminta tinggal di Rusun. Saat itu, saya juga dikasih modal oleh camat untuk usaha," katanya.

"Sekarang, sebenarnya banyak pesanan tapi saya tidak bisa kerjakan karena modal nggak ada. Sudah suami  nggak kerja, saya nggak bisa usaha," katanya.

Ketiga, perempuan yang tinggal di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Romokalisari ini ingin meminta tenggat waktu pembayaran sewa rusun.

"Saya ini kontrak rusun pindah-pindah. Saya ini kontraktor, tukang kontrak (rusun) sana sini," katanya berseloroh sempat mengundang tawa peserta pertemuan lainnya.

"Saya minta waktu kemudahan membayar rusun Pak. Apalagi, saya punya anak yang Tuna Grahita, hanya bisa berteriak untuk komunikasi. Sering tidak diterima warga lainnya," katanya.

Untuk menyambung hidup, ibu tiga anak ini juga berharap Pemkot mengizinkan anaknya mengamen. "Anak saya mohon diizinkan, boleh ngamen. Lumayan Pak bisa menambah penghasilan keluarga," katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved