Berita Bangkalan
Blusukan ke Pelosok Desa di Bangkalan, Kehadiran Guru FKH Unair Menarik Perhatian Peternak Kambing
Tidak hanya peternak kambing asal Desa Alaskokon, kehadiran rombongan FKH Unair Surabaya menarik perhatian para peternak kambing dari desa lain
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Pemberdayaan peternak kambing pote (putih) melalui teknik Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik diperkenalkan rombongan civitas akademik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Dusun Sumber Pandan, Desa Alaskokon, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Minggu (7/8/2022).
Jalur perbukitan nan sempit dan berliku tidak menyurutkan langkah Ketua Tim FKH Unair Surabaya, Prof Dr Suhemi Susilowati, drh, M Kes bersama para dosen hingga sejumlah mahasiswa FKH Unair untuk tiba di lokasi. Mereka dalam satu bingkai, ‘Pengabdian kepada Masyarakat’.
Dalam benak mereka hanyalah, meningkatkan populasi hewan ternak kambing dan bibit unggul sebagai upaya mendongkrak perekonomian masyarakat peternak kambing pote. Prof Suhemi didampingi Dr Tri Wahyu Suprayogi, drh, MSi selaku pemateri tentang Kesehatan Kambing, Dr Tatik Hernawati, drh, MSi selaku pemateri tentang Pakan Kambing dan Domba, serta Yossi Imam Candika, SE, M,SM, PFM, AWP selaku pemateri Perencanaan Keuangan.
“Populasi hewan ternak kambing khususnya jenis kambing putih banyak dipelihara oleh peternak, tetapi pemeliharaannya itu memang sebatas sambilan. Untuk meningkatkan populasi, saya dan tim dari FKH Unair mengenalkan sekaligus melatih, hingga memberikan penyuluhan tentang IB atau kawin suntik,” ungkap Prof Suhemi kepada Surya di lokasi.
Tidak hanya peternak kambing asal Desa Alaskokon, kehadiran rombongan FKH Unair Surabaya menarik perhatian para peternak kambing dari desa lain di Kecamatan Modung. Bahkan beberapa di antara mereka datang dari Kecamatan Tanah Merah, Kecamatan Kwanyar, hingga Kecamatan Kokop.
Prof Suhemi menjelaskan, selain meningkatkan populasi kambing, banyak sekali keuntungan lain yang bisa didapat para peternak kambing melalui teknik kawin. Di antaranya dari segi ekonomi hingga dalam dua tahun kambing bisa beranak sebanyak 3 kali.
Pengenalan sekaligus pelatihan pemberian suntikan IB di Desa Alaskokon itu, lanjutnya, baru pertama diperkenalkan. Meskipun para peternak kambing sejatinya sudah mendengar tentang IB tetapi belum pernah melakukan kawin suntik pada kambing yang mereka dimiliki,
“Kita juga tidak perlu membawa pejantan ke sini. Cukup sperma dari pejantan unggul yang kita ambil. Itulah yang kita suntikkan ke dalam saluran reproduksi kambing betina dengan menggunakan alat yang disebut Gun IB,” pungkasnya.
Peternak kambing, Abd Jalil mengungkapkan, sebenarnya masyarakat peternak kambing hanya kurang paham tentang kawin silang. Penyuntikan IB menurutnya bisa menjadi solusi di tengah tingginya harga kambing jantan sekaligus mengurangi resiko kambing jantan sakit hingga berujung kematian.
Baca juga: Ra Ibong Dampingi Mensos Risma Serahkan Bantuan Seekor Sapi ke Janda Tua di Bangkalan
Para peternak kambing, lanjutnya, tidak perlu memelihara kambing jantan. Apalagi dengan penyuntikan IB, seperti yang telah dipaparkan, para peternak tinggal membayar berapa harga per satu kali suntikan IB.
“Informasi yang disampaikan, peluang (kambing hamil) jadi lebih besar daripada gagal. Semoga paparan dari civitas akademik FKH Unair bisa memberi kemudahan atas kondisi peternakan kambing khususnya di desa Alaskokon,” singkat pria dengan jumlah kambing mencapai 30 ekor itu.