Berita Pamekasan

Pedagang Bendera Merah Putih di Pamekasan Diserbu Pembeli, Meski ada Pembagian 10 Juta Bendera

aik pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan di berapa kawasan di kota Pamekasan maupun toko yang menyediakan bendera, tetap laris manis

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Muchsin Rasjid
Ade, salah seorang penjual bendera merah putih, asal Garut, Jawa Barat, yang menggelar dagangannya di depan eks gedung Bioskop Irama, Pamekasan, saat melayani Sekdes Rek-Kerrek, Mohammad Hasyim (berseragam kopiah hitam). 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Meski saat ini Kementeria Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan Program Gerakan Pembagian 10 Juta  Bendera Merah Putih, untuk menyambut HUT ke – 77 RI, namun tidak berpengaruh terhadap pedagang bendera merah putih, yang banyak bertebaran di Pamekasan.

 

Malah, pada Agustus 2022 ini, hampir semua pedagang bendera di Pamekasan, baik pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan di berapa kawasan di kota Pamekasan maupun toko yang menyediakan bendera, tetap laris manis diserbu pembeli.

 

Dari sejumlah pengakuan penjual bendera yang di pinggir jalan, omzet penjualan bendera Rp 750.000 hingga Rp 1.000.000 per hari. Bahkan sebuah toko penjual bendera, omzet penjualannya cukup tinggi, antara Rp 4 juta hingga Rp 8 juta per hari.

 

Seperti yang diungkapkan Mahfud, pengelola Toko Aneka Topi 2, Jl Diponegoro, Pamekasan, yang menyediakan bendera dan seragam sekolah siswa, mengaku sejak akhir Juli 2022 ini dagangan bendera merah putih yang dijual di tokonya laris manis, terutama untuk bendera ukuran 60 cm x 90 Rp 20.000 dan bendera ukuran 120 cm x 90 cm Rp 30.000 per lembar dan umbul-umbul, mulai dari harga Rp 25.000, Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per lembar.

 

“Alhamdulillah, tahun ini pedagang bendera termasuk kami juga dapat merasakan manisnya bendera merah putih. Karena toko ini, dari pagi hingga sore diserbu pembeli. Kami tidak mengerti, kenapa pada Agustus tahun ini, banyak yang membutuhkan bendera. Padahal, Agustus 2020 dan 2021, tokonya sepi nyaris tidak ada pembeli bendera,” ujar Mahfud, kepada Surya, Selasa (9/8/2022)

 

Mahfud berjualan bendera sejak 2015 ini, menyatakan, mereka yang membeli bendera, dari kalangan RT, RW, perangkat desa, orang kantoran, siswa SMP dan SMA serta mahasiswa. Mereka membeli bukan satu atau dua lembar, rata-rata di atas lima lembar bendera. “Agustus tahun ini berbarengan dengan tahun ajaran baru siswa, yang juga membutuhkan bendera untuk tugas sebagai siswa baru di sekolahnya,” kata Mahfud, yang mengaku, selama seminggu, omzet penjualan bendera di atas Rp 8 juta per hari.

 

Hal senada diungkapkan Ade (54), penjual bendera asal Garut Jawa Barat, yang menggelar dagangannya di halaman eks gedung Bioskop Irama, di Jl Agussalim Pamekasan. Ade bersama 46 temannya dari Garut yang menyebar di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep, menyatakan sebagian besar pembeli bendara miliknya dari kalangan perangkat desa.

 

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved