Berita Madura

Sebulan Sampang Sudah Dilanda 2 Bencana, BPBD Imbau Warga Ektra Waspada Terutama Tanah Longsor

Seperti halnya bencana banjir melanda sejumlah pemukiman di Kecamatan Jrengik, kemudian angin puting beliung menerjang pemukiman di Bantuates

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
Pemukiman warga di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura di terjang angin puting beliung beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Di saat hujan mulai mengguyur sekitar sejak sebulan lalu, beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sampang, Madura telah dilanda bencana.

Seperti halnya bencana banjir melanda sejumlah pemukiman di Kecamatan Jrengik, kemudian angin puting beliung menerjang pemukiman di Kecamatan Bantuates, Sampang.

Maka di tengah musim hujan ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang imbau masyarakat lebih waspada, namun bukan hanya terhadap bencana banjir dan angin puting beliung saja.

Melainkan juga lebih waspada terhadap bencana tanah longsor, mengingat masuk ke tiga jenis bencana yang potensi terjadi di Kota Bahari berdasarkan pemetaan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya.

Kepala Pelaksana BPBD Sampang Asroni melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Mohammad Imam mengatakan bahwa semua kecamatan berpotensi longsor tapi yang masuk katagori tinggi ada empat kecamatan.

Baca juga: Pelaku Utama Rudapaksa Gadis Usia 13 Tahun Diamankan, Enam Pelaku Dalam Pengejaran Polres Sampang

Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura dan Berita Sampang hanya di GoogleNews TribunMadura.com

Pemetaan ditentukan berdasarkan pengalaman penanganan pada tahun sebelumnya, di mana kecamatan sering dilanda bencana tanah longsor.

"Untuk kecamatan masuk katagori tinggi yakni, Kecamatan Karang Penang, Tambelangan, Kedungdung, dan Robatal," ujarnya kepada TribunMadura.com, Senin (14/11/2022).

Dengan begitu, pihaknya selalu mengantisipasi warga di empat wilayah kecamatan itu melalui sosialisasi, termasuk di lingkungan sekolah.

Tujuannya agar masyarakat setempat selalu waspada alias sadar bencana sekaligus dapat melakukan penanganan gawat darurat sebelum petugas kebencanaan tiba di lokasi.

"Meski kami sigap dalam urusan bencana tapi kami tetap perlu membutuhkan informasi dari warga," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved