Berita Madura

Bupati Pamekasan Minta ASN Kemenag Tidak Menjadi Bagian yang Mempolitisasi Agama Jelang Pemilu

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengatakan, tahun baru bukan hanya penanda berakhirnya tahun kemarin, dan dimulainya kalender baru. 

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Kuswanto Ferdian
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam (kanan) saat tanda tangan pakta integritas bersama jajaran Kemenag Pamekasan. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menghadiri upacara hari amal bhakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) RI ke 77 di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati.

Dalam upacara itu Kepala Kemenag Pamekasan, Mawardi mengenakan pakaian adat Papua.

Sementara Rektor IAIN Madura, Dr. Syaiful Hadi, M.Pd, memakai pakaian adat bangsawan Madura

Para pejabat di lingkungan dua instansi tersebut kompak memakai pakaian adat.

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengatakan, tahun baru bukan hanya penanda berakhirnya tahun kemarin, dan dimulainya kalender baru. 

Namun, bagi insan Kemenag RI, setiap pergantian tahun selalu memiliki makna khusus.

Ia mengaku memiliki semangat khusus setiap awal tahun dengan adanya peringatan hari amal bhakti (HAB) yang jatuh pada tanggal 2 Januari. 

Momentum itu mengajak untuk mengenal, meresapi dan memahami perubahan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama dengan semangat mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara sebagai fitrah kelahiran instansi tersebut.

"Pada peringatan HAB ke 77 ini, saya mengajak kepada seluruh aparatur sipil negara di Kementerian Agama untuk memperbaiki niat, pengabdian, dan pelayanan kepada umat menjadikan peringatan ini sekaligus sebagai penanda sejarah panjang pengabdian Kementerian Agama dalam pengabdiannya kepada seluruh ummat beragama di Indonesia," kata Bupati Baddrut Tamam, Rabu (4/1/2023).

Baca juga: 49 Personel Disiram Kembang Oleh Kapolres Pamekasan, Tradisi Syukuran Tradisi Naik Pangkat

Menurut dia, pada tahun lalu memperingati HAB dengan semangat transformasi umat, dari semangat itu saat ini memiliki dampak luar biasa, pelayanan yang lincah, dan digitalisasi yang canggih di internal Kementerian Agama. 

Hal itu akan terus dikembangkan, mulai pusat hingga daerah. 

"Ini merupakan ikhtiar untuk meningkatkan kualitas mendekatkan seluruh layanan kepada masyarakat, lembaga pendidikan binaan Kementerian Agama terus berprestasi di level nasional atau bahkan internasional sebagai bukti bahwa kementerian agama telah berubah yang diakui oleh kementerian, lembaga, dan seluruh elemen masyarakat," ungkapnya.

Pada peringatan HAB tahun 2023, pihaknya memiliki tagline 'Kerukunan umat untuk Indonesia hebat', tugas berat ini tentu menunggu para ASN di lingkungan Kemenag. 

Mengingat, kerukunan sangat fluktuatif, dan dinamis. 

Sehingga kerukunan akan menguji semua lapisan masyarakat untuk senantiasa dapat merawatnya secara baik dan benar.

"Lebih-lebih menjelang Pemilu 2024, karena sejatinya kerukunan sebagai pra syarat pembangunan nasional, pembangunan membutuhkan stabilitas, stabilitas dapat terwujud apabila antar kita semua sebagai elemen bangsa, rukun, dan damai," ujarnya.

Penuturan dia, Pemilu berpotensi meretakkan kerukunan antar bangsa lantaran pilihan politik yang berbeda.

Pengamatan dia, adanya politisasi agama akan dilakukan untuk meraih efek elektoral, politisasi ibadah sebagai tempat kampanye, serta politik identitas.

Pesan Baddrut Tamam, adanya beberapa kemungkinan yang dapat meretakkan kebangsaan ini harus diantisipasi sejak dini agar kesetiakawanan tersebut dapat terjaga dengan baik.

"Kita harus bisa belajar atas apa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pesta demokrasi telah menjadi bagian dari pemecah belah yang semestinya demokrasi merekatkan semangat kecintaan kita kepada bangsa, dan negara," pesan dia.

Pihaknya berjanji bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat akan menjadi yang terdepan dalam menjaga kerukunan berbangsa dan bernegara tersebut, dengan cara membangun suasana rukun dan damai.

Keinginannya supaya perjalanan dan tahapan pemilu dapat dinikmati sebagai pesta demokrasi mengganti pemimpin yang dipilih oleh rakyat.

"Untuk itu, semangat kerukunan umat harus digelorakan oleh seluruh ASN di lingkungan Kementerian Agama," ajaknya.

"Saya minta tidak ada ASN Kemenag yang partisan, apalagi ikut melakukan provokasi di tengah keragaman pilihan ini. ASN Kemenag harus menjadi simpul kerukunan dan perbedaan, menjadi perekat kecintaan kepada bangsa dan negara," pintanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved