Kiai Jember FM Tersangka Pencabulan

BREAKING NEWS - Kiai Jember FM Jadi Tersangka Kasus Cabuli Santri, Tapi Belum Ditahan Polisi

Pengasuh salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Jember, jadi tersangka karena dianggap melakukan pencabulan terhadap sejumlah santriwati. 

Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Imam Nawawi
Kiai Jember berinisial FM (berpeci putih) saat menghadiri pemeriksaan awal di Mapolres Jember - Kini kiai FM menjadi tersangka kasus dugaan pencabulan santrinya 

TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jember, Jawa Timur menetapkan Kiai Jember, FM jadi tersangka.

Pengasuh salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Jember, dianggap melakukan pencabulan terhadap sejumlah santriwati. 

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Andy C Putra selaku kuasa hukum FM saat dihubungi melalui saluran telepon seluler, Sabtu malam (14/1/2023)

"Penetapan tersangka ini baru dapat tadi malam, ini tepatnya pada pukul 11 malam. Jadi pada pukul 11 malam baru ada surat pemberitahuan penetapan tersangka, suratnya dititipkan kepada adiknya," ujarnya.

Baca juga: Gali Bukti Kasus Dugaan Asusila oleh Kiai di Jember, Polisi Periksa Kiai dan Bu Nyai Secara Terpisah

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Menurutnya, meski pun telah ditetapkan tersangka, Kiai Fahim tidak ditahan oleh kepolisian.

Bahkan malam ini masih berada di Pondok.

"Masih di Pondok, tidak dilakukan penahanan. Karena kami kan selalu koperatif," tambah Andy.

Pasal yang disangkakan kepada Pimpinan Ponpes tersebut, kata Andy, undang – undang perlindungan anak nomor 35 tahun 2014.

"Pasal yang disangkakan adalah tetap pada pasal pencabulan anak dibawah umur," imbuhnya.

Namun, Andy mengaku belum mengetahui jumlah korban dalam perkara ini.

Sehingga hal tersebut akan dicek ulang datanya di penyidik Polres Jember.

"Jadi tab tersangka tersebut mengacu pada hal apa?. Sehingga menyebabkan klien kami menjadi tersangka," kata Andy.

Baca juga: Tabib Cabul di Kota Malang Diamankan, Modus Ruqyah Malah Pakai Alat di Area Sensitif Korban


"Karena kami merasa tidak ada korban dalam laporan ini. Jadi dalam laporan ini tidak ada korban,"ucapnya.


Oleh karena itu, Andy akan berkoordinasi dengan Polres Jember untuk meminta penjelasan, dasar Kiai Fahim ditetapkan jadi tersangka ini.


"Nanti seandainya kami melihat ada unsur yang menguntungkan bagi klien kami, kami akan lakukan Pra peradilan,"tuturnya.


Sementara ini, Kanit PPA Satreskrim Polres Jember Iptu Dyah Vitasari belum bisa dimintai komentar perihal penetapan tersangka pengasuh Ponpes tersebut.


Sekadar informasi, sebelumnya polisi telah melakukan visum kepada 16 santriwati. Namun yang bersedia hanya 6 orang saja. Selain itu aparat penegak hukum telah melakukan pemeriksaan kepada Kiai Fahim sebanyak dua kali. 


Diberitakan sebelumnya, perkara ini bermula dari H-A istri Kiai Fahim melaporkan tindakan suaminya tersebut kepada polisi. Karena diduga telah telah berbuat tidak senonoh kepada santriwati.


Kronologi tersebut terkuak ketika seorang santriwati mendengar suara perempuan di kamar Kiai Fahim pada pukul 23.30 wib.


Kemudian santriwati tersebut mendobrak kamar tersebut. Ternyata kiainya tersebut sedang berduaan dengan seorang Ustadzah yang kabarnya keturunan habaib.

Sosok kiai Jember

TRIBUNMADURA.COM - Terungkap sosok kiai pengasuh Ponpes di Jember, Jawa Timur yang dilaporkan istrinya terkait kasus dugaan perselingkuhan dan pencabulan dengan santriwati.

Sosok pengasuh itu memiliki kanal Youtube yang memiliki banyak subscriber.

Diketahui pengasuh Ponpes di Jember yang berinisial FM dilaporkan istrinya sendiri berinisial HA ke polisi.

HA melaporkan kasus ini ke Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Jember pada Kamis (5/1/2023).

Selain berselingkuh, FM juga diduga berbuat asusila dengan santriwatinya yang berusia 18 tahun.

Perbuatan ini dilakukan FM di sebuah kamar di dalam pondok pesantren.

FM merupakan pengasuh Pondok Pesantren Syariah Al-Djalil, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Jember.

Selain mengasuh pesantren, ia juga aktif berdakwah lewat media sosial YouTube.

Ia memiliki akun YouTube yang telah memiliki 409.000 subscriber.

Baca juga: Bu Nyai Kerap Diancam Imbas Kasus Kiai Jember Diduga Cabuli dan Selingkuhi Santri: ada Bukti

Dalam isi YouTubenya, FM sering mengomentari aliran Islam nusantara yang dicetuskan oleh Nahdlatul Ulama (NU).

Selain itu, ia juga pernah menyindir Deddy Corbuzier kala menjadi mualaf.

Kasus kiai di Jember diduga cabuli santrinya

Dugaan kasus mesum yang dilakukan pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Jember kini ditangani polisi.

Hal ini terkuak setelahsang istri pengasuh Ponpes tersebut melaporkan suaminya ke polisi karena dugaan mesum yang telah diperbuat pengasuh terhadap santrinya.

Dugaan ini juga mengarah ke kasus perselingkuhan.

HA, istri pengasuh ponpes berkonsultasi di Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Jember,Jawa Timur ,Kamis (5/1/2023) untuk melaporkan suaminya.

Wanita ini menyebut suaminya yang berinisial FM seorang Kyai pengasuh pondok pesantren di Jember, kerena diduga telah berbuat mesum dengan santriwati saat tengah malam.

Hal itu terkuak adanya seorang santriwati mendengar suara perempuan di dalam kamar kyai di Ponpes di Jember ini, lalu dia mendobrak pintu kamar tersebut pada selasa malam (3/1/2023) sekitar 23.30 WIB.


"Ada santri itu mendobrak pintu suami saya, dan ternyata betul ada ustadzahnya,(masih santrinya juga) lalu ustadzahnya itu disuruh keluar dari pintu satunya, karena di kamar tersebut ada dua pintu,"ujar HA saat diwawancarai di ruang PPA Satreskrim Polres Jember.

Menurutnya antara suaminya dengan ustadzah yang masih berusia 18 tahun ini memang baru menjalin kasih.

Bahkan mereka berduaan di kamar tersebut . 

"Saya juga heran kok ada santriwati yang berani dobrak kamar gurunya, ternyata santriwati ini sebelumnya juga pernah ada hubungan dengan suami saya enam bulan sebelumnya, jadi dia pun juga cemburu lah," kata HA.

Dalam pelaporan tersebut, HA mengaku membawa satu orang santriwati yang jadi saksi , untuk memberikan keterangan tambahan kepada penyidik.

"Dia bukan korban, tapi sering keluar masuk (kamar) , tapi tidak sampai dilecehkan, hanya dielus-elus kepalanya, kadang sering diberi uang,"katanya.

Dari keterangan santriwati yang mendobrak tersebut kata HA, sering di panggil oleh suaminya tersebut, untuk masuk ke kamarnya.

Bahkan sehari bisa dua hingga tiga kali.

"Bahkan pengakuan dari semua santri katanya sering, sehari bisa tiga kali, pagi, siang dan malam di panggil terus,"tuturnya.

"Malah sama istrinya sendiri jarang, ngomong aja jarang, cek jarangnya," urainya.

Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Jember IPTU Dyah Vitasari membenarkan adanya aduan tersebut. Kini sedang meminta pelapor mendatangkan para saksi.

Baca juga: Update Dugaan Pencabulan dan Perselingkuhan Kiai Jember, Kuasa Hukum FM Rangkap Dampingi Santri

"Ini masih tak suruh bawa santri-santri yang mungkin pernah menjadi korban,"katanya.

Menanggapi adanya laporan tersebut, Pengasuh Ponpes di Jember, FM menyebut kegiatan di tengah malam tersebut, adalah evaluasi pembelajaran santri aja.

"Tidak ada penggerebekan, dan itu kegiatan yang biasa dilakukan santri dalam rangka evaluasi, disini kegiatan selesai jam 11 malam, jadi evaluasi dilakukan setengah dua belas malam,"tanggapnya saat ditemui di Ponpes nya.

FM membantah adanya pisah ranjang dengan istrinya tersebut.

Bahkan saat kejadian, dia mengaku masih bersama sang istri.

"Saya masih tidur dikamar, tidur sama istri saya sama anak saya. Jadi saya pilih diam dengan apa yang dilakukan istri saya, meskipun telah dianggap dzolim, main perempuan atau apa saya pilih diam. Demi menjaga keutuhan keluarga, itu saja,"pungkasnya.

Kiai pernah tuduh keponakan Mahfud MD keturunan PKI

Panglima Besar Nahdliyin Bergerak (NABRAK), Firman Syah Ali mengaku sangat terkejut mendapat kabar viral tentang seorang Kiai asal Jember berinisial F yang saat ini tersandung kasus dugaan predator seks. ala Ustaz Herry Wiryawan Bandung yang divonis mati kemarin.

Viral kiai berinisial F ini memiliki jejak digital serangan dan hinaan masif terhadap NU, ulama NU dan pejuang NU.

Salah satu komunitas pejuang NU yang dihina Kiai berinisial F adalah Nahdliyin Bergerak yang biasa disingkat NABRAK. 

Sekitar November 2021, Kiai berinisial F melontarkan hinaan pedas melalui YouTube bahwa pendiri NABRAK antara lain Firman Syah Ali adalah keturunan PKI.

Tudingan yang keterlaluan dan emosional itu langsung ditanggapi oleh Firman Syah Ali dengan ultimatum agar F segera mencabut tudingan, meminta maaf dan bertaubat. 

Tapi yang bersangkutan malah lebih menantang dengan 1001 argumen dan permainan kata. 

Semua itu terjadi secara terbuka di media sosial.

Menanggapi kasus uang jatuh pada F saat ini, Firman Syah Ali hanya berkomentar singkat agar rekan-rekan Monaslimin aliran 212 paham bahwa NU itu nguwalati, cepat atau lambat.

“Kalau terbukti pemangsa seks terhadap murid-muridnya, pemerintah harus adil, hukuman terhadap Ustaz Herry Wiryawan juga harus diterapkan kepada yang berinisial F,” ujar Pengurus Harian PW LP Ma’arif NU Jatim ini Jumat (6/1/2023).

Ormas NABRAK yang didirikan pada akhir tahun 2021 oleh sekelompok anak muda bertujuan untuk membela NU dari segala hinaan, hinaan, hinaan dan fitnah. 

Momentum dibalik sikap NABRAK adalah kasus penghinaan NU oleh Zubaidi Masajid Sampang dan kasus penganiayaan di Sumenep. 

NABRAK terlibat langsung dalam pelaporan kasus penghinaan, penganiayaan dan sejenisnya terhadap tokoh NU dan NU ke Polda Jatim.

Kiai F, Pemilik Akun Youtube Benteng Aqidah asal Jember, sangat marah dengan aksi nyata NABRAK.

Kemudian, dengan penuh emosi, dia langsung memposting video YouTube yang menuduh para pendiri NABRAK sebagai keturunan PKI.

PBNU minta orang tua selektif pilih pondok pesantren

Kasus Kiai di Jember yang diduga lakukan perselingkuhan dan pencabulan terhadap santrinya membuat banyak pihak miris.

Hal ini membuat PBNU angkat bicara.

PBNU menyebut orang tua kini harus selektif dalam memilih pondok tempat anaknya nanti menjadi santri.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) minta masyarakat lebih selektif dan berhati-hati dalam memondokkan anaknya.

Beragam kasus pencabulan anak yang diduga dilakukan oknum pengasuh pesantren harus diwaspadai.

“Saya prihatin masih saja ada kasus pencabulan santri. Kemarin saya mendengar ada lagi kasus pencabulan santri kali ini di Jember,” kata Gus Ipul, Jumat (6/1/2023).

Menurut Gus Ipul, masyarakat harus berhati-hati dan benar-benar meneliti rekam jejak pesantren dan para pengasuh pesantrennya.

“Masyarakat harus berhati-hati menempatkan di pesantren. Sekarang ini memang banyak pesantren dengan macam-macam latar belakang pengasuhnya. Tidak semuanya sama,” kata Gus Ipul.

Pesantren yang benar pasti rekam jejak pengasuhnya bisa dengan mudah dilacak.

Dia pernah mondok di mana, atau minimal masih satu garis keturunan dari kiai siapa? Pasti akan mudah dicari dan ditelusuri.

Menurut Gus Ipul, Pesantren NU biasanya juga tersambung dengan pesantren-pesantren NU lainnya.

Kalau tidak tersambung karena garis kekeluargaan juga tersambung sanat keilmuan.

“Untuk itu saya berharap masyarakat benar-benar meneliti dengan baik rekam jejak pesantren supaya kita tidak salah dalam memondokkan anak,” kata dia.

Sementara itu kasus pencabulan santri di Jember sendiri, Gus Ipul mendesak aparat penegak hukum bisa memproses secara tuntas sehingga kasus pencabulan tidak terulang lagi.

“Mengecem orang yang menamakan diri sebagai kiai tapi berperilaku cabul. Karenanya kasus ini harus ditindak dan pelaku diberikan hukuman yang berat jika terbukti bertindak cabul,” ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved