Sejumlah PKL Nakal Diobrak Satpol PP Bangkalan, Ngeyel Berjualan di Halte Bus Jalan Soekarno-Hatta

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Tindakan persuasif berupa teguran terus dikedepankan petugas Satpol PP Bangkalan, Selasa (24/1/2023) dalam upaya mengarahkan pedagang kaki lima (PKL) agar tidak kembali berjualan di halte Jalan Soekarno-Hatta ke halaman Stadion Gelora Bangkalan (SGB).

Teguran kedua itu terpaksa dilakukan sejumlah petugas Satpol PP Bangkalan karena PKL masih saja menempati halte bus sebagai lokasi berjualan makanan. Padahal, Pemkab Bangkalan telah menyediakan lahan luas di halaman SGB.

“Itu kegiatan teguran kedua karena PKL nya gonta-ganti. Kemarin penjual es, terus ganti bakso, tetapi hari ini berganti penjual bubur. Kami arahkan ke halaman SGB karena di situ masih banyak lahan kosong,” ungkap Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Bangkalan, Nakip kepada Tribun Madura.

Halte bus tersebut berlokasi di kawasan komplek perkantoran Pemkab Bangkalan atau tepatnya di depan Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Sementara SGB, berjarak tidak lebih dari 1 KM ke arah utara halte tersebut. “

Untuk di halte depan Kantor Bappeda selalu menjadi perhatian dinas perhubungan dalam setiap kesempatan rapat. Karena memang (halte) itu bukan tempat berjualan, untuk penjual makanan kami konsentrasikan di halaman SGB,” tegas Nakip.

Baca juga: Pelabuhan Internasional Tanjung Bulupandan Bangkalan Dihubungkan Jalan Tol, Waspada Tengkulak Tanah

Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura dan Berita Bangkalan hanya di GoogleNews TribunMadura.com

Selain itu, Nakip bersama anggotanya juga memberikan teguran kepada para PKL berjualan buah cepat saji di kawasan Alun-alun Kota Bangkalan. Sekaligus mengarahkan agar para PKL memanfaatkan lokasi berjualan khusus buah cepat saji di sepanjang trotoar Jalan Trunojoyo hingga Jalan Pemuda Kaffa.

Di kedua sisi trotoar sepanjang Jalan Trunojoyo hingga Jalan Pemuda Kaffa, lanjutnya, Satpol PP Bangkalan telah memberikan kelonggaran agar para PKL bisa naik untuk berjualan di atas trotoar, tidak memanfaatkan bahu jalan.  

“Sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas. Lha kok malah sering kembali ke bahu jalan. Ketika nantinya masih saja mokong, kami akan terus menjaga di lokasi-lokasi itu,” pungkas Nakip.