Berita Blitar

Janda di Blitar Buka Tempat Prostitusi Berkedok Warkop, Sediakan Esek-Esek Hingga Persewaan Kamar

Janda satu anak itu membuka praktik prostitusi berkedok warung di rumahnya di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Samsul Hadi
Polisi menunjukkan barang bukti dan tersangka kasus praktik prostitusi berkedok warung kopi, Kamis (16/2/2023). 

TRIBUNMADURA.COM, BLITAR - Y (49), janda asal Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, harus mendekam di sel tahanan Polres Blitar Kota. 

Janda anak satu itu ditangkap Satreskrim Polres Blitar Kota terkait kasus praktik prostitusi

Y membuka praktik prostitusi berkedok warung di rumahnya di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

"Kami mendapat laporan dari masyarakat ada warung kopi juga menyediakan menu plus-plus atau praktik prostitusi di wilayah Nglegok. Lalu, tim opsnal melakukan penyelidikan," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Kamis (16/2/2023). 

Setelah melakukan penyelidikan, tim opsnal menggerebek tempat prostitusi berkedok warung kopi.

Baca juga: Pertemanan Duda dan Janda Tua, Ngaku Nyaman Berlanjut ke Kamar Hotel, Hingga Terciduk Satpol PP

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Petugas mengamankan sejumlah barang bukti berupa sprei, tisu, dan tempat sampah berisi tisu bekas pakai. 

Selain menangkap Y, polisi juga mengamankan enam perempuan pekerja seks komersial (PSK) dari warung kopi milik Y. 

"Ada enam perempuan pekerja seks komersial yang kami amankan untuk pembinaan dari warung kopi Y. Sedang Y kami jerat dengan pasal 296 KUHP," ujar Argo. 

Dikatakan Argo, tersangka menyediakan fasilitas untuk persetubuhan dengan tarif mulai Rp 100.000-Rp 150.000 dengan sewa kamar Rp 35.000 per jam.

"Tersangka mengaku sudah setahun beroperasi," katanya. 

Tersangka Y, mengatakan memang menyediakan tempat dan perempuan untuk pria hidung belang di warung kopi miliknya.

Ia mengaku baru satu tahun menjalankan bisnis prostitusi berkedok warung kopi. Ia mendapat bagian sekitar 35 persen dari bisnis itu.

Ia nekat menjalankan bisnis prostitusi karena alasan ekonomi. "Karena ekonomi, saya janda anak satu," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved