Berita Madura

Disdikbud Pamekasan Ajak Guru Inovatif untuk Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar

Kepala Disdikbud Pamekasan, Akhmad Zaini mengatakan, hardikas 2023 dengan tema 'bergerak bersama semarakkan merdeka belajar'

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
Istimewa/TribunMadura.com
Kepala Disdikbud Pamekasan, Akhmad Zaini saat ngaji bersama dengan siswa SMP di Pamekasan. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Madura, mengajak tenaga pendidik di daerahnya senantiasa melakukan inovasi sebagai implementasi dari kurikulum merdeka belajar.

Kepala Disdikbud Pamekasan, Akhmad Zaini mengatakan, hardikas 2023 dengan tema 'bergerak bersama semarakkan merdeka belajar' tersebut dapat memberikan keleluasaan bagi siswa dan guru dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM).

"Guru hendaknya melakukan inovasi dan kreatifitas untuk mencapai target pendidikan. Target kita di hardiknas ini pertama pentingnya pendidikan bagi persaingan global," kata Akhmad Zaini, Rabu (3/5/2023).

Menurutnya, Pamekasan menjadikan pendidikan sebagai salah satu program prioritas selama kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam sebagai investasi sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Pamekasan di masa yang akan datang. 

Sehingga Pamekasan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.

Baca juga: Sebanyak 44 WBP Lapas Pamekasan Disidang TTP, Diusulkan Integrasi dan Asimilasi di Rumah

"Target berikutnya kembali menggali nilai-nilai perjuangan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara seperti Tut Wuri Handayani dengan semboyan Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani," paparnya.

Pihaknya juga akan kembali menguatkan profil pelajar Pancasila agar terbentuk nilai-nilai dasar Pancasila pada kepribadian bangsa Indonesia. 

Namun, kendala pendidikan selama ini di daerahnya berkaitan dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Penuturan, sarana dan prasarana bukan lagi menjadi kendala utama untuk mendorong kemajuan pendidikan di daerahnya.

Melainkan kesadaran pendidikan yang menjadi momok bagi masyarakat. 

Sebab, masih ada yang menganggap mengenyam pendidikan hingga sekolah menengah pertama (SMP) telah dianggap cukup.

"Kalau sarana dan prasarana saya kira sudah cukup bagus, walau masih banyak yang belum. Kualitas guru bagus, kualitas siswa lumayan. Jadi kita masih terkendala budaya, jadi tidak semua orang tua siswa memiliki kesadaran anak untuk belajar minimal sampai sarjana, mereka berpikir cukup di SD dan SMP kadang," ujarnya.

Dia menyampaikan, perubahan kurikulum yang dilakukan pemerintah pusat tidak ada maksud lain kecuali untuk menjawab tantangan zaman yang setiap saat mengalami perubahan. 

Oleh karena itu, tenaga pendidik hendaknya senantiasa memiliki semangat mengabdi dalam situasi dan kondisi apapun.

"Karena tuntutannya setiap tahun berbeda, tuntutan tahun depan beda dengan hari ini. Maka pendidikan hari ini dalam rangka menghadapi tuntutan masa depan 5 sampai 10 tahun kedepan bukan untuk menyelesaikan hari ini. Makanya kurikulum selalu berubah sesuai dengan tuntutan," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved