Perjuangan Pasangan Suami Istri Tinggal di Gubuk dan Makan Bubur Sehari, Tanpa Listrik

Pasutri ini benar-benar mulai dari bawah, saat dimana mereka hanya makan bubur sekali dalam sehari

Editor: Samsul Arifin
Tangkapan layar
Simak kisah viral pasangan suami istri muda curhat soal perjuangan mereka di awal pernikahan. (mStar.com) 

Perjuangan Pasangan Suami Istri Tinggal di Gubuk dan Makan Bubur Sehari, Tanpa Listrik

TRIBUNMADURA.COM - Perjuangan pasangan suami istri dari awal pernikahan tinggal di gubuk.

Pasutri ini benar-benar mulai dari bawah, saat dimana mereka hanya makan bubur sekali dalam sehari.

Air mata pun tak terbendung dari kedua mata suami istri ini yang sempat tinggal di rumah kayu sempit tanpa kamar tidur, tanpa listrik, dan air.

Pasangan suami istri ini merasakan kesulitan selama lima tahun di awal pernikahannya dan hal itu bukanlah sebuah halangan.

Dilansir dari MStar, berawal dari sebuah video viral mereka pada Senin, (15/5/2023) suami istri ini membeberkan foto-foto sushanya awal kehidupan menikah hingga sekarang.

Baca juga: Demi Berbakti pada Orang Tua, Wanita Muda Ini Ikhlas Dinikahkan dengan Seorang Kakek

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Nurul Hamizah Yasmin Alladin bercerita saat dia dan suaminya, Jefflin Mandari, membangun sebuah rumah tangga pada 27 November 2018.

Berbekal sisa uang di tangan sebesar Rp 700 ribu setelah menikah, mereka memulai hidup di sebuah rumah milik ayahnya di Kampung Rampayan Menggal di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.

"Rumah itu terbuat dari kayu tua yang rusak."

"Pertama kali kami tinggal sekitar enam bulan, rumah kami memang tidak ada apa-apa."

“Cukup pasang lampu LED baterai, mau pasang lilin takut terbakar karena rumah kayu."

"Mau mandi dan pakai air tapi malah untuk keperluan lain."

"Karena memasak juga butuh air, belum lagi gas, dan saya ambil air dari rumah tetangga memakai ember," ujarnya.

Nurul, wanita 25 tahun itu mengaku hidupnya dulu tidak sebaik sekarang.

Karena mereka masih berusaha dan bahkan melakukan dua pekerjaan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga sekarang.

“Suami saya bekerja sebagai asisten di pom bensin sejak jam 7 pagi hingag sore, lalu melanjutkan bekerja di restoran makanan sampai tengah malam."

Mereka menceritakan soal rumah kayunya itu sudah bobrok, Nurul mengungkap:

“Tidur di rumah kayu dengan atap bocor, air masuk ke dalam setiap kali hujan itu hal biasa," ujarnya.

“Pada suatu hari saya cuma bisa makan bubur sekali dalam sehari."

"Suami saya malah tidak meminta apa-apa, dan tak mau menyusahkan orang lain, tetapi Alhamdulillah, Tuhan mengirimkan orang-orang baik yang bersedia membagikan makanan," katanya.

Menurut ibu satu anak laki-laki empat tahun ini, hidup sulit seperti ini harus dilalui dengan kuat.

Nurul percaya bahwa kekuatannya berasal dari suami dan sang anak di sampingnya.

“Yang paling saya khawatirkan adalah ketika anak saya sakit asma."

"Sebagai orang tua, meski tak ada uang dan makan tak cukup, tapi lebih memikirkan anak, termasuk biaya pengobatan."

“Saya sekarang seorang ibu rumah tangga."

"Kadang saya ambil gaji bersih rumah dan toko. Dapat gaji Rp 150 ribu," katanya, menambahkan bahwa suaminya, yang juga berusia 25 tahun, sekarang bekerja penuh waktu di sebuah restoran.

Beruntungnya lagi mereka mendapat bantuan pemerintah saat pembatasan Covid-19, suaminya berinisiatif menabung dan merenovasi rumah bobroknya.

“Suami saya sabar, banyak membantu urusan rumah tangga juga, tidak pelit dengan uang walaupun gajinya kecil."

Baca juga: Menolak Dicerai Suami Nekat Tebas Istri Anak kena Imbasnya, Pelaku Coba Celakakan Diri

Baca juga: Pelaku Perampokan Kos Putri di Kota Malang Dibekuk Polisi, Tersangka Residivis Pernah Dipenjara

“Suami saya rela bekerja keras dari pagi hingga tengah malam demi kenyamanan saya dan anak."

"Saya juga lelah bekerja menjaga toko, dia selalu menyempatkan diri untuk membantu di rumah seperti bersih-bersih dan mengurus anak," ujarnya lagi.

Nurul masih sempat bersyukur dengan kehidupannya saat ini, meski tidak mewah setelah rumahnya berhasil direnovasi.

Nurul pun menyoroti ramainya perselingkuhan dan perceraian karena urusan ekonomi keluarga.

“Saat ini banyak kasus perceraian karena masalah keuangan."

"Memang setiap rumah tangga ada ujiannya, saya dan suami saya juga mengalaminya."

“Bersabarlah meski hidup susah. InsyaAllah nanti ada rezeki Allah. Yang penting suami istri harus tenang. Tidak peduli seberapa keras hidup ini," katanya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved