Budaya Madura

Sejarah Carok, Simbol Perlawanan Rakyat Jelata kepada Belanda, Simak Arti Sakera dan Carik Rembang

Inilah sejarah carok mengapa menggunakan celurit bagi orang Madura. Era Belanda carok merupakan simbol perlawanan.

Editor: Ficca Ayu
Wikipedia
Bagi orang Madura carok adalah langkah memperjuangkan harga diri dan kehormatan.  

Lagi-lagi belanda berhasil menangkap kembali Pak Sakera yang kemudian diadili oleh Government Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung. Sakera gugur DIGANTUNG di penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil.

Keluarga Sakerah yang tersisa menurut sumber informasi kerabat dekat dan keturunannya, keluarga Sakerah masih ada sebagian besar di wilayah Pasuruan, Tampong, Bangil, Rembang, Surabaya, mengingat situasi politik belanda yang menganggap Sakerah adalah extremis, maka sebagian keluarganya menjauhan diri dari nama Extremis Sakerah maka kerabat Sakera dikucilkan oleh masyarakat pada waktu itu, namun telah menyebar ke beberapa kota di Nusantara, Diantaranya seorang lulusan IPB (Institute Pertanian Bogor) dan pernah menjadi Deputi di Kementerian Percepatan Daerah Tertinggal asal Bangil, dan ada juga menjadi tokoh desa yang berpengaruh Mantan Kepala desa oro-orombo kulon Kecamatan Rembang, Tokoh di daerah Sukolipuro desa Dermo Bangil (Alm. Iskandar HadiKaslar, Pejuang, Pendidik PNS, Ustadz di Pesantren Bangil), Pengrajin kuningan di Trowulan Mojokerto, sementara sebagian besar ada di dusun nganglang, Tampong, Lumpang Bolong. menurut info keluarga dekat cucu keturunan dari (alm) keluarga mbah Li'an (Tanah Merah), (Alm) Mbah Sholeh (Suwayowo Pandaan), (Alm) Arum Nganglang, (Alm) Mbah Aris Bangil.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved