Berita Madura

Peternak Lokal 'Nyesek' Kalah sama Pesaing dari Luar Madura, Gagal Kontrol Harga Sapi Jelang Lebaran

Deretan truk pengangkut sapi dari luar daerah seperti Tasikmalaya, Boyolali, Tangerang, serta Karawang selalu mewarnai setiap kali pasaran.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Peternakan sapi AO Farm di Desa Pangpong, Kecamatan Labang merindukan sentuhan dan belaian keterlibatan pihak lintas sektoral. Bangkalan sebagai salah satu kabupaten kantong populasi sapi di Jatim malah tidak bisa mengontrol kran keluar dan harga sapi menjelang Lebaran Kurban. 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Meski menjadi salah satu kantong populasi sapi terbanyak keempat di Jawa Timur, namun para peternak sapi di Kabupaten Bangkalan malah tidak mampu mengontrol fluktuatif harga sapi, terutama menjelang perayaan Idul Adha atau Lebaran Kurban.

Deretan truk pengangkut sapi dari luar daerah seperti Tasikmalaya, Boyolali, Tangerang, serta Karawang selalu mewarnai setiap kali pasaran. Pemandangan truk-truk dari luar daerah itu mulai berlangsung beberapa hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Kondisi itu membuat peluang para peternak sapi lokal untuk menuai panen melimpah sedikit tersendat. Bahkan mereka tidak mampu mengontrol harga karena kalah dari segi permodalan dengan para pesaing dari luar daerah. Hal itu diungkapkan pemilik AO Farm, Edy Hariyanto, warga Desa Pangpong, Kecamatan Labang, Minggu (25/6/2023).

“Menjelang Lebaran Kurban, muncul pesaing-pesaing dari luar Madura. Mereka tidak sedikit mengambilnya, sekali pasaran seperti di Pasar Tanah Merah saja bisa satu orang atau kelompok mengambil 150 ekor sapi,” ungkap pria yang biasa disapa Har kepada Tribun Madura, Minggu (25/6/2023).

Baca juga: Mendekati Idul Adha, Harga Sapi Kurban di Sampang Terus Meningkat, Masuk ke Momen Premanan

Sebagai salah satu kabupaten tujuan para pencari hewan kurban, lanjut Har, situasi menjelang Lebaran Kurban seperti ini seharusnya bisa ditangkap oleh lintas sektoral sebagai sebuah peluang. Terutama bagi pembina yakni Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan.

“Satu orang pedagang atau belantik sebanyak 150 ekor sapi per pasaran, kalau dua bulan artinya 10 pasaran. Berarti 1.500 ekor sapi per belantik per pasaran. Nah kalau ada 5 orang belantik? Berarti sapi yang keluar dari Bangkalan sekitar 5.000 ekor sejak dua bulan hingga jelang Idul Kurban ini,” papar Har.

Data populasi sapi di tahun 2022 yang dihimpun Tribun Madura dari Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan di tahun 2022  sebanyak 235.001 ekor. Terdiri dari 105.753 ekor sapi jantan dan 129.248 ekor ekor sapi betina.

Baca juga: Hewan Kurban Bangkalan Madura Bebas PMK, Pedagang Ketiban Rezeki Sepekan Jual 35 Sapi dan 55 Kambing

Har berharap, keterlibatan lintas sektoral tidak hanya pada momen menjelang Lebaran Kurban semata. Para peternak sapi juga membutuhkan sentuhan-sentuhan permodalan dari pihak Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Bangkalan, jaminan ketersediaan pakan dari Dinas Pertanian, hingga market atau pendistribusian dari Dinas Perdagangan.

“Kalau sudah terbangun sinergitas lintas sektoral dengan baik, Bangkalan bisa mengontrol fluktuatif harga sapi. Saat ini kran keluar sapi, orang luar (Bangkalan) yang mengatur. Kita tidak punya kontrol karena modal yang berkuasa,” tegas Har.

Sejauh ini, lanjut Har, sebagai kelompok mandiri peternak sapi pihaknya merindukan sentuhan dan belaian keterlibatan pihak lintas sektoral. Selama ini, kebutuhan pakan, pemasaran, hingga pembuatan kandang yang sehat banyak diperoleh dari YouTube.

“Dibilang tidak ada tetapi kadang ada tamu dari Dinas Peternakan tetapi kurang maksimal. Paling hanya pembinaan dan sosialisasi tentang penyakit, itu pun sifatnya bukan ke peternak langsung melainkan ke sasaran kelompok orbitan dari dinas sendiri,” pungkasnya.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved