Berita Sumenep

Puluhan Wanita di Sumenep Diduga Terkena Kanker Payudara, Tanda-tandanya Jelas

Puluhan wanita di Sumenep mengalami nasib malang.   Mereka diduga terkena kanker payudara.

Editor: Januar
drealfmgrenada
ilustrasi kanker payudara 
Ringkasan Berita:
  • Dari 30.707 perempuan yang menjalani skrining sepanjang 2025, ditemukan 99 memiliki benjolan, dan 37 di antaranya dicurigai menderita kanker payudara setelah pemeriksaan lanjutan.
  • Para perempuan yang dicurigai kanker berusia 35–59 tahun.
  • Setiap puskesmas telah memiliki petugas khusus untuk deteksi dini dan tindak lanjut, serta memperkuat edukasi SADARI agar perempuan dapat memeriksa diri secara mandiri.

 


TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP- Puluhan wanita di Sumenep mengalami nasib malang.
 
Mereka diduga terkena kanker payudara.
 
Dilansir dari Kompas.com, sebanyak 37 perempuan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dicurigai menderita kanker payudara setelah menjalani pemeriksaan lanjutan sepanjang 2025.
 
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, menyebut 37 penderita merupakan hasil skrining. Sebelumnya, sebanyak 30.707 perempuan, baik di daratan maupun kepulauan, menjalani skrining kanker payudara di seluruh puskesmas dan rumah sakit.
 
"Itu hasil skrining, hasil skrining lanjutan," kata Syamsuri di Sumenep kepada Kompas.com, Senin (24/11/2025).

Baca juga: Evakuasi Dramatis Pasien Kanker di Tengah Banjir karena Ambulans Mogok


Pada tahap awal, petugas menemukan 99 perempuan memiliki benjolan di sekitar payudara, sebelum dilakukan penyaringan untuk pemeriksaan lanjutan.

Dari hasil pemeriksaan lebih mendalam, 37 di antaranya menunjukkan tanda-tanda yang dicurigai sebagai kanker payudara. "Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, bukan sekedar hasil skrining di Puskemas saja," jelas dia.

 

Menyerang usia produktif


 
Syamsuri melanjutkan, para perempuan yang masuk kategori dicurigai kanker itu berusia 35 hingga 59 tahun, yang seluruhnya termasuk kelompok usia produktif.

Data temuan tersebut terekam dalam Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui aplikasi yang digunakan Dinkes P2KB Sumenep.
 
Syamsuri menyampaikan, benjolan yang ditemukan memiliki tingkat kecocokan tinggi dengan kanker.
 
“Dengan benjolan itu, antara 60 persen mendekati benar kanker,” ungkapnya. Dia menjelaskan, setiap puskesmas kini mempunyai petugas penanggung jawab untuk menangani deteksi dini maupun tindak lanjut penyakit kanker payudara.


Upaya penanganan juga diperkuat dengan edukasi pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang bisa dilakukan perempuan di rumah.
 
Menurutnya, teknik pemeriksaan tersebut sudah disosialisasikan secara luas.
 
“Sudah ada teknik-tekniknya, di antaranya dengan memeriksa payudara sendiri saat mandi dan sebagainya,” turur dia. Syamsuri juga mengimbau perempuan segera mendatangi puskesmas bila menemukan gejala mencurigakan.


“Kalau ada benjolan kecil, seperti radang memerah, segera periksakan diri ke puskesmas,” harapnya. Sosialisasi deteksi dini dan pencegahan kanker payudara juga dilakukan melalui Promkes dan bidan desa di berbagai wilayah.
 
Syamsuri menyebut, penyebab kanker payudara sangat beragam, mulai dari faktor bawaan hingga pemicu tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
 
Namun, Syamsuri memastikan, penyakit tersebut tidak diturunkan antarkeluarga.


“Penyebab kanker banyak, ada bakat, ada pemicu, banyak sih penyebabnya, namun dipastikan tidak ditularkan dari keluarga atau gen tidak ada,” jelasnya. Secara persentase, jumlah 37 perempuan yang dicurigai menderita kanker payudara masih tergolong kecil dibandingkan jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Sumenep.


 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved