Berita Sumenep
Tradisi Diskusi dan Membaca Mulai Pudar, YPSBK Madura Sebut Dampak dari Game dan Media Sosial
Tradisi diskusi dan budaya membaca di Kabupaten Sumenep kian jarang ditemukan. Namun sejak Yayasan Pusat Studi Bung Karno (YPSBK
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
Ringkasan Berita:
- radisi membaca dan diskusi yang kian memudar mulai hidup kembali sejak berdirinya Yayasan Pusat Studi Bung Karno (YPSBK) Madura pada 2021, meski generasi muda menghadapi tantangan besar dari arus digitalisasi dan media sosial.
- Didirikan oleh kader PDI Perjuangan Darul Hasyim Fath, YPSBK rutin menggelar diskusi, bedah buku, dan FGD untuk mendorong pembaruan pemikiran generasi muda sekaligus menguatkan nilai kebangsaan dan ajaran Bung Karno.
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Tradisi diskusi dan budaya membaca di Kabupaten Sumenep kian jarang ditemukan.
Namun sejak Yayasan Pusat Studi Bung Karno (YPSBK) Madura berdiri pada 2021, perlahan muncul kembali ruang-ruang literasi yang menghidupkan kebiasaan intelektual di kalangan anak muda.
Kondisi tersebut bukan tanpa tantangan. Generasi muda yang lahir di era 2000-an kini berhadapan dengan derasnya arus globalisasi dan teknologi digital. Mereka kerap kesulitan menyaring informasi dan justru tenggelam dalam perubahan yang begitu cepat.
Perkembangan dunia digital, terutama game dan media sosial, menjadi contoh paling nyata. Meski membawa kemudahan, dampak negatifnya tak jarang membuat generasi muda lalai, bahkan menjauh dari aktivitas membaca serta diskusi yang konstruktif.
Berangkat dari kegelisahan itu, kader PDI Perjuangan Darul Hasyim Fath tergerak mendirikan YPSBK Madura. Ia meyakini perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti diskusi lesehan, bedah buku, hingga ruang-ruang dialog yang merangkul anak muda.
"Karena sejatinya generasi milenial itu butuh pangkuan, butuh sosok," ujarnya kepada TribunMadura.com, Sabtu (22/11/2025).
Darul menjelaskan, tujuan besar YPSBK Madura tidak muluk-muluk. Ia ingin mengajak generasi muda melakukan pembaruan pemikiran dan tetap terhubung dengan nilai-nilai kebangsaan. Terlebih, PDI Perjuangan sebagai partai politik memiliki peran sosial di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai mesin pemilu.
Menurutnya, menghidupkan ajaran Bung Karno menjadi bagian penting dari upaya membangun kesadaran kritis generasi muda.
"Prinsipnya, anak muda harus diajak berdiskusi dalam banyak diskursus. Apalagi di era seperti sekarang," terangnya.
Karena itu, YPSBK Madura rutin menggelar focus group discussion (FGD) membahas isu-isu kebangsaan.
Sebagai Ketua Dewan Pembina YPSBK Madura, Darul menegaskan bahwa nilai keadilan sosial tetap menjadi cita-cita yang harus diperjuangkan.
Setiap persoalan konstitusi, menurutnya, harus ditanggapi dengan diskusi yang sehat agar demokrasi tetap terjaga.
Darul melihat kondisi bangsa saat ini tidak sepenuhnya baik-baik saja. Ia menilai demokrasi sedang menghadapi ancaman dari kepentingan personal, praktik monarki, hingga oligarki yang kian menguat.
"Rupa-rupanya dinamika politik saat ini mengisyaratkan kemunculan politik ala Orde Baru. Jika tidak ditanggapi dengan tepat, bangsa ini bisa menghadapi era "De-Soekarnoisasi Jilid II" seperti masa Orde Baru," tegasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
| Soal Pemakzulan Gus Yahya dari Jabatan Ketum PBNU, Ketua PCNU Sumenep Pilih Main Aman |
|
|---|
| Mesin Rp 2,8 M Dibeli, Tapi Pendapatan dari Sampah ke PT SBI Masih Tidak Jelas |
|
|---|
| Pagar Nusa Sumenep Kirim Atlet ke Kejurwil Jatim Zona Madura, Targetkan Lolos ke Final Jombang |
|
|---|
| Cara Pemkab Sumenep Tekan Inflasi Jelang Natal dan Tahun Baru 2026 |
|
|---|
| Jelang Akhir Tahun, Pemkab Sumenep Baru Mulai Rehab Puluhan Sekolah, Anggaran hingga Rp 29,3 Miliar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/madura/foto/bank/originals/darul-hasyim-fath1.jpg)