Pemilu 2024

Prabowo Diuntungkan Berkat Sikap Jokowi, Namun Malah Bikin PDIP dan Ganjar Terima Konsekuensi

Langkah Prabowo dan Gerindra untuk mengkapitalisasi kedekatan dan dukungan Jokowi itu tidak lepas dari sikap diam dan ketidakjelasan posisi Jokowi

Editor: Aqwamit Torik
Istimewa
Presiden Jokowi bersalaman dengan Prabowo Subianto 

TRIBUNMADURA.COM - Sikap Jokowi ternyata membuat Prabowo Subianto lebih diuntungkan.

Hal ini karena strategi Prabowo yang mengambil alih basis pemilih Jokowi.

Ternyata, menurut pengamat sikap Jokowi membuat Ganjar cukup dirugikan.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostategic) Khoirul Umam menyoroti soal beredar luas street media atau baliho hingga billboard yang menggambarkan kedekatan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Beda Sikap Anies, Ganjar dan Prabowo Dekati Konstituen Jelang Pilpres 2024, Pengamat Sebut Polanya

Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura hanya di GoogleNews TribunMadura.com

Bahkan baliho hingga billboard terpasang hampir semua wilayah pulau Jawa dan luar Jawa, khususnya di wilayah yang dulu menjadi basis pemilih loyal Jokowi sepertinya di Solo Raya Jawa Tengah atau wilayah Arek dan Mataraman di Jawa Timur.

Dimana hal itu merupakan strategi politik Prabowo untuk mengambil alih basis pemilih loyal Jokowi.

"Dengan memampang lebar statemen Jokowi bahwa '2024 adalah jatahnya Pak Prabowo', diakui atau tidak, strategi pendekatan Prabowo itu bisa secara efektif menggerus suara pendukung Ganjar dan PDIP," kata Umam kepada wartawan, Senin (3/7/2023).

Umam menilai langkah Prabowo dan Gerindra untuk mengkapitalisasi kedekatan dan dukungan Jokowi itu tidak lepas dari sikap diam dan ketidakjelasan posisi Jokowi sendiri.

Menurut dia, kondisi itu tengah dimanfaatkan dengan baik oleh Prabowo untuk mengakselerasi elektabilitasnya, dengan mengonsolidasikan basis pemilih loyal Prabowo dan cerug pemilih loyal Jokowi di Pemilu 2014 dan 2019, yang dulu berbenturan satu sama lain.

"Sikap diam Jokowi ini sendiri bisa dimaknai sebagai 'sikap pembiaran' terhadap langkah dan strategi politik Prabowo, hingga akhirnya merugikan kepentingan PDIP dalam pencapresan Ganjar," ucap Umam.

Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina ini juga menilai jika memang PDIP tidak memiliki hambatan komunikasi dengan Jokowi, partai berlambang banteng moncong putih itu seharusnya bisa mengambil sikap tegas dengan 'menertibkan' Jokowi agar lebih jelas keberpihakannya pada Ganjar sebagai Capres PDIP.

"Jika PDIP juga membiarkan 'ketidakjelaskan' sikap Jokowi, perlahan atau pasti hal itu akan menghadirkan risiko dan konsekuensi besar bagi agenda kepentingan PDIP di Pilpres 2024 mendatang," jelas Umam.

Beda sikap Anies, Ganjar dan Prabowo

Beda sikap Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto kepada konstituen diungkap pengamat.

Ternyata menurut Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mereka punya pola pendekatan yang berbeda.

Baik dari Ganjar, Anies hingga Prabowo punya kedekatan yang berbeda.

Pertemuan dengan kalangan juga berbeda.

Baca juga: Prabowo Subianto Sebut Kemungkinan Ganjar Pranowo Jadi Cawapresnya, Meski Enam Nama Tak Dipungkiri

Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura hanya di GoogleNews TribunMadura.com

"Pola yang dilakukan oleh ketiga bacapres memang agak berbeda. Ganjar terlihat mengoptimalkan pertemuan-pertemuan massa dari berbagai kalangan. Khususnya dari kalangan masyarakat bawah, milenial dan pemuda," kata Ray dalam keterangannya Minggu (2/7/2023).

Ray melanjutkan Ganjar mengadopsi sedikit gaya sosialisasi Presiden Jokowi.

Sekalipun, tentu, tetap dengan gaya masing-masing. 

"Ganjar memang terlihat paling luwes dalam hal berinteraksi langsung dengan masyarakat," sambungnya.

Sementara itu untuk Anies, Ray menilai mantan Gubernur DKI Jakarta itu awal-awal paska deklarasinya juga melakukan hal yang sama. 

"Bertemu dengan basis massa yang khususnya dekat dengan NasDem. Dan pada basis yang terbaca memang bakal jadi lahan dulang suara Anies. Sesekali, Anies melempar isu kritik atas pola pembangunan ala Pak Jokowi di tengah-tengahnya. Baik di dalam forum formal seperti acara partai, atau dalam beberapa wawancara," kata Ray.

Selain itu, kata Ray bahwa Anies juga menulis pokok umum pikirannya di beberapa media.

Tapi, isunya masih sangat umum, yang dapat disebut akan juga disentuh oleh bacapres lainnya. 

Ray melanjutkan sedikit agak berbeda dari dua bacapres yang lainnya yakni Prabowo Subianto.

Silaturrahmi yang dilakukan Ketua Umum Gerindra itu terlihat tidak selalu melibatkan massa.

Bahkan boleh disebut jarang melibatkan massa.

"Nampaknya, sosialisasi pak Prabowo banyak didasarkan pada kerja-kerja anggota partai. Hanya sekali dua kali Pak Prabowo bertandang dengan massa yang terfokus. Belum sampai turun ke berbagai aktivitas, pertemuan, atau mengelilingi sentra aktivitas warga. Dua aktivitas yang jamak dilakukan oleh dua bacapres lainnya, khususnya Ganjar Pranowo," tutupnya.

Prabowo sebut kemungkinan Ganjar jadi cawapresnya

Prabowo Subianto menyebut soal kemungkinan Ganjar Pranowo menjadi cawapresnya di Pilpres 2024.

Entah bercanda atau tidak, namun pernyataan itu diungkap saat wawancara dengan Najwa Shihab.

Capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengakui ingin Ganjar Pranowo jadi cawapresnya nanti.

Padahal sebelumnya, Najwa menyebut ada enam nama potensial menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Baca juga: Kedekatan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming saat Hadiri Harlah PMII di Solo, Dukung Anak Muda

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Dilansir TribunWow.com, Prabowo tak menampik bahwa ia senang jika Ganjar kelak menjadi cawapres-nya di Pilpres 2024.

Bahkan, ia mengaku akan mempertimbangkan Ganjar dibanding enam nama tokoh besar yang diisukan akan menjadi pasangannya.

Hal ini diungkapkan Prabowo saat menjadi narasumber di kanal YouTube Najwa Shihab, Jumat (30/6/2023).

Saat itu, Najwa Shihab menyebutkan enam nama tokoh yang dinilai patut mendampingi Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Beredar nama-nama yang disebut potensial untuk mendampingi Prabowo Subianto, menjadi wakil Prabowo Subianto. Nama Erick Thohir, nama Mahfud MD, nama Erlangga Hartanto, Muhaimin Iskandar, Khofifah Indar Parawansa," ujar Najwa.

"Hingga ada satu nama lagi Gibran rakabuming Raka."

"Kalau menurut Mbak?," jawab Prabowo seraya bercanda.

Najwa pun menanyakan kriteria wapres yang dicari Prabowo, entah itu untuk meningkatkan keterpilihan di daerah, tekait latar belakang atau usia.

Ia pun berjanji akan mencarikan cawapres yang cocok sesuai dengan keinginan Prabowo.

"Tergantung Bapak mencari sosok yang bisa melengkapi Bapak dari segi apa," jawab Najwa.

"Tergantung Pak Prabowo nyarinya yang seperti apa Nanti saya carikan," seloroh Najwa.

Menjawab pertanyaan tersebut, Prabowo membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan enam nama yang disebutkan.

Menurutnya, nama-nama tersebut memiliki kualitas mumpuni dan dinilai bisa diajak untuk membangun bangsa.

"Ini kita jujur ya, jadi semua nama yang anda sampaikan, Pak Mahfud, Pak Erlangga, Pak Erick Thohir, Muhaimin, Ibu Khofifah sama Mas Gibran," sebut Prabowo.

"Jujur ya kalau saya lihat mereka enam-enamnya adalah putra dan putri terbaik bangsa Indonesia."

"Jadi saya lihat, saya bisa bekerja dengan semua," tandasnya.

Belum sempat Najwa menanggapi, Prabowo tiba-tiba menyahut dengan menyebut kemungkinan Ganjar menjadi wakil presidennya.

Ia pun menyatakan membuka pintu lebar-lebar untuk sang Gubernur Jawa Tengah berkoalisi dengannya.

"Siapa tahu nanti ujungnya Ganjar mau jadi wakil saya, kita pertimbangkan juga," celetuk Prabowo disambut tepuk tangan dan sorak-sorai penonton.

Menurut Prabowo, Ganjar merupakan sosok yang mudah diajak bergaul dan baik hati. 

"Saya kan tidak pernah dekat dan bekerja sama sama beliau, tapi jujur ya kalau chemistry saya oke sama beliau," ujar Prabowo dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab pada Jumat, 30 Juni 2023. 

"Orangnya easy to get along with saya oke, saya bisa bergaul sama beliau dan saya kira dia orang yang baik, hati yang baik, niatnya baik, tadinya aku berharap, saya bersama beliau tadinya," tutur Prabowo jujur.

Namun demikian, keinginan Prabowo tersebut hanya menjadi angan-angan saja. 

Sebab, Ganjar Pranowo telah diusung oleh PDIP sebagai bakal calon presiden. 

"Tadinya, tadinya," ujar Prabowo. 

"Tadinya, sekarang enggak bisa," sambungnya. 

Kendati demikian, meski gagal menjadikan Ganjar sebagai wakil, Prabowo ingin pesta demokrasi yang ada di Indonesia berjalan dengan lancar dan rukun. 

"Udah lah ini Indonesia ini yang penting kita rukun gitu aja," kata Prabowo.

"Enggak ada masalah kita bersaing dengan baik," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved