Pengemis Lansia Jutawan, Simpan Uang di Bagian Perutnya, Beraksi Memelas di Jembatan Penyeberangan
Bernard menerangkan, Yasin kerap kali mengemis dengan cara memelas kepada para pengguna JPO tersebut.
TRIBUNMADURA.COM - Seorang pengemis yang mempunyai uang belasan juta terciduk di jembatan penyeberangan orang.
Hal ini lalu menimbulkan kehebohan.
Pengemis tersebut bernama Yasin (72).
Baca juga: Sosok Pengemis Punya Apartemen Rp1,6 Miliar, Penghasilan 400 ribu Per Hari, Modal Menadahkan Tangan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Yasin kedapatan menyembunyikan uang senilai Rp 18 juta di bagian perutnya.
Pengemis lansia itu ditangkap petugas Satpol PP saat razia di JPO kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (16/7/2023).
Petugas melakukan pembinaan setelah menangkap Yasin yang kedapatan membawa uang Rp 18 juta.
Dikutip dari Wartakotalive.com, saat itu Yasin diamankan Satpol PP di kawasan CFD Jalan Jendral Sudirman.
Hal itu diungkapkan oleh Kasudinsos Jakarta Selatan, Bernard Tambunan.
"Yang bersangkutan dijangkau oleh Satpol PP Kecamatan Kebayoran Baru. Sekitar Pukul 09.00 WIB di JPO daerah Senayan Jalan Jendral Sudirman (kawasan CFD)," kata Bernard dalam keterangannya, Senin (17/7/2023).
Sebelum ditangkap, Yasin terlihat memulung di JPO Senayan.
"Didapati keterangan dari Satpol PP, Yasin terlihat memulung di kawasan tersebut," ujarnya.
Bernard menerangkan, Yasin kerap kali mengemis dengan cara memelas kepada para pengguna JPO tersebut.
Ditemukan uang belasan juta
Bernard menambahkan, ada temuan uang tunai senilai Rp 18 juta saat menggeledah Yasin.
"Uang cash (tunai) hasil mengemis," ucap Bernad saat dikutip dari Kompas.com, Senin (17/7/2023).
Pengemis itu mengikat uang belasan juta di perutnya menggunakan kain.
"Kami geledah di tubuhnya ternyata didapatkan uang pecahan ratusan ribu rupiah, hasil mengemis diikat atau dililitkan di perut menggunakan kain," tutur Bernard.
Lebih lanjut, uang itu merupakan hasil mengemis Yasin selama dua tahun.
Bernard menerangkan, uang tersebut awalnya merupakan uang receh, kemudian ditukarkan oleh Yasin ke bank.
Kini, uang sebesar Rp 18 juta itu pun dititipkan ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBI BD 1) Kedoya.
Baca juga: Pria Misterius di Probolinggo Modus Sewa Kamera Lalu Dibawa Kabur
Baca juga: Cristiano Ronaldo Menjelma Seperti Ibrahimovic, Sesumbar Jadi Daya Tarik, Singgung Juventus dan MLS
Baca juga: Pemkab Pamekasan Kolaborasi dengan BI dan UTM, Sosialisasi Pengembangan Klaster Bawang Merah
"Uang tersebut hasil mengemis, tadinya receh namun sudah ditukarkan ke Bank, dan katanya dikumpulkan selama dua tahun. Saat ini uang tersebut dititipkan di PSBI BD 1 Kedoya," ungkap Bernard.
Saat dimintai keterangan, rupanya pengemis lansia'> pengemis lansia itu berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur.
Yasin mengaku, tak memiliki tempat tinggal di Jakarta sehingga ia kerap menumpang tidur di masjid, daerah Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Namun, ia memiliki keponakan yang tinggal di daerah Tambun, Kabupaten Bekasi.
"Yang bersangkutan tidak memiliki tempat tinggal di Jakarta dan menurut keterangan yang bersangkutan, dia tidur di masjid di daerah Senen, Jakarta Pusat. Anaknya di kampung dan istrinya sudah meninggal," kata Bernad.
Usai diamankan, pengemis itu dibawa ke PSBI, Kedoya, Jakarta Barat untuk dibina.
"Y berjanji tidak akan mengulangi lagi setelah selesai pembinaan dari panti," katanya.
Berita lain pengemis: Pengemis pura-pura stroke
Berlagak seperti orang sakit stroke, tidak bisa jalan dan berbicara membuat A mendapatkan belas kasihan. A setiap hari mangkal di selatan bundaran atau depan toko Pos Mode Ponorogo.
“Jadi ada yang melaporkan ke kami. Ada pengemis yang kasihan. Stroke, tidak bisa bicara. Karena itu kami membawa ke kantor,” ujar kepala Dinas Sosial, Permberdayaan Perlindungan Perempuan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo, Supriyadi, Senin (20/3/2023).
Saat di kantor, kata dia, pengemis tersebut masih berpura-pura stroke.
Diajak ngomong oleh petugas dari Dinsos P3A juga tidak menjawab sama sekali.
Pengemis hanya menuliskan nama beserta alamat di secarik kertas.
“Kami tawari untuk berobat ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) juga tidak mau. Pengemis itu berkeinginan dikembalikan rumahnya di Kabupaten Madiun,” kata Supriyadi.
Karena tidak mau, pihak Dinsos P3A pun mengembalikan ke rumahnya.
Namun petugas terkejut, karena di tengah jalan, pengemis itu bisa ngomong dengan jelas.
Baca juga: Nenek di Surabaya Dipaksa Jadi Pengemis oleh Anaknya, Kisahnya Viral di Media Sosial
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
“Bahkan saat sampai di rumahnya pengemis itu bisa berjalan. Rumahnya kan di gang, pengemis bisa jalan dari mobil hingga rumahnya,” urai mantan Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini.
Keterkejutan lain adalah perihal rumah.
Pasal rumah si pengemis yang berpura-pura stroke itu menurut pandangan Supriyadi megah.
Bahkan ditemukan dua kendaraan roda dua keluaran baru.
“Keluarganya juga kaget sih. Karena pengemis itu ngakunya bekerja sebagai kuli bangunan di Ponorogo bukan pengemis,” tegasnya.
Menurutnya, pengemis yang berpura-pura stroke itu menghabiskan uang sebesar Rp 80 ribu per hari untuk operasionalnya.
“Pendapatannya tentu lebih banyak kan?,” bebernya.
Supriyadi juga menghimbau untuk warga bumi reog tidak merasa iba dengan para pengemis di pinggir jalan.
Pasalnya pengemis dengan berpura-pura stroke tidak hanya sekali.
“Beberapa waktu lalu juga ada pengemis membawa anak bayi. Ternyata bayinya bukan anaknya sendiri, ternyata anak tetangga,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Kisah Kamdari Tak Perlu Bayar Jutaan Rupiah untuk Cuci Darah Istri |
![]() |
---|
Hasil Babak Pertama Arema FC Vs Bhayangkara: Duel Tensi Tinggi, Saling Cetak Gol |
![]() |
---|
Asisten Kepala Toko Dijebloskan ke Penjara Gegara Tak Amanah |
![]() |
---|
Joget Sound Horeg Bupati Ditonton 22 Juta Kali, Reaksi Warganet di Luar Dugaan |
![]() |
---|
SEDANG BERLANGSUNG! Link Live Streaming Arema FC Vs Bhayangkara: Singo Edan Tertinggal 0-1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.