Bangga Madura

Pakaian Adat Madura untuk Wanita dan Pakaian Adat Khas Bangkalan, Kebaya Rancongan Warnanya Terang

Kebaya khas Madura hampir mirip dengan kebaya pada umumnya dan pas dengan bentuk tubuh.

Editor: Ficca Ayu
Perpustakaan.id
Pakaian adat Madura khas Bangkalan. 

TRIBUNMADURA.COM - Pakaian adat Madura untuk wanita punya aksesori dan warna yang khas.

Selain itu, kita juga akan mengulas tentang pakaian adat Madura khas Bangkalan.

TribunMadura.com merangkum informasinya dari laman website Gramedia.

Pakaian adat suku Madura wanita disebut dengan kebaya rancongan dan baju aghungan. Kebaya khas Madura hampir mirip dengan kebaya pada umumnya dan pas dengan bentuk tubuh. Modelnya adalah lengan panjang yang dilengkapi dengan odhet atau stagen yang diikatkan di perut.

Kebaya rancongan umumnya memiliki warna terang dan mencolok sebagai ciri khasnya, seperti biru, hijau, dan merah yang pas dengan bentuk tubuh. Sementara itu, untuk bawahannya berupa Sarung Batik dengan motif storjan, lasem, dan tabiruan.

Baca juga: Baju Pesaan atau Baju Sakera, Pakaian Adat Khas Madura, Simbol Menghargai Kebebasan

1. Aksesori untuk Pakaian Adat Wanita

Ketika memakai busana adat, para wanita Madura juga menambahkan aksesori untuk memperindah penampilannya. Busana kebaya rancongan digunakan dengan mengombinasikan berbagai aksesori, seperti hiasan rambut yang terbuat dari emas yang disebut dengan cucuk dinar dan cucuk sisir.

Ada juga kalung brodong berupa kalung emas yang berwujud rentengan biji jagung dan shelter penthol, yaitu giwang emas yang digunakan di kuping. Sementara itu, terdapat hiasan dari emas di depan dada berupa perahu berundak tiga.

2. Pakaian Adat Madura untuk Pengantin

Pakaian adat Madura yang digunakan untuk pengantin pada masa lalu, khususnya yang dikenal oleh masyarakat Sumenep terdiri atas dua jenis, yaitu busana legung dan kaputren.

Pakaian kaputren berwujud kebaya lengan panjang dan terbuat dari beludru untuk menambahkan keindahannya. Bagian bawahnya dikombinasikan dengan samper atau sarong batik khas suku Madura.

Sementara itu, busana pengantin legung merupakan kain yang digunakan sebagai kemben oleh pengantin wanita, sedangkan mempelai laki-laki memakai kain ini di bawah dadanya. Biasanya, pakaian itu turut dilengkapi dengan kain bawahan berwarna merah dan aksesori mencolok khas suku Madura.

Saat ini, mayoritas pakaian pengantin Madura sudah dimodifikasi supaya terlihat lebih modern. Busana pengantin masa kini memakai bahan beludru bersulam emas dan terdiri atas bermacam-macam warna sesuai dengan pilihan si pengantin.

Baca juga: Pesona Wisata Madura Bukit Jaddih Bangkalan, Dikelilingi Bukit Kapur Putih nan Indah, ada Goanya

Pakaian Adat Madura Khas Bangkalan

Selain kebaya rancongan, juga dikenal kebaya bengkal yang menjadi busana adat dari Kabupaten Bangkalan. Kebaya bengkal berbahan dasar beludru bersulam benang emas dengan warna merah. Motifnya polos dan mempunyai wujud seperti halnya kebaya pendek biasa.

Terdapat kotang dengan bahan katun di bagian dalamnya, dengan warna yang cenderung lebih gelap. Ukurannya pas dengan badan pemakainya.

Sementara itu, untuk bawahannya menggunakan songket dengan bahan sutra dan berwarna merah dengan motif kotak-kotak. Selain itu, pakaian ini juga dilengkapi dengan ikat pinggang dan alas kaki berupa selop dengan warna hitam.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved