Berita Bangkalan

FKH Unair Kenalkan Teknik Penampungan Sperma ke Peternak Kambing Pote Bangkalan

Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan angka kebuntingan pada kambing Pote betina, menekan angka kematian cempe

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Guru Besar sekaligus Ketua Tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, Prof Dr Suherni Susilowati drh, M Kes memperkenalkan teknik penampungan sperma kepada para peternak Kambing Pote di Dusun Sumberpandan, Desa Alaskokon, Kecamatan Modung, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Rombongan civitas akademik Tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair), Surabaya blusukan dalam bingkai,‘Pengabdian kepada Masyarakat’ di Dusun Sumberpandan, Desa Alaskokon, Kecamatan Modung untuk memperkenalkan teknik penampungan sperma kepada para peternak Kambing Pote (putih), Minggu (30/7/2023).

Guru Besar sekaligus Ketua Tim FKH Unair, Prof Dr Suherni Susilowati drh, M Kes mengungkapkan, tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan angka kebuntingan pada kambing Pote betina, menekan angka kematian cempe dengan persiapan kelahiran dan mengenalkan strategi memasarkan ternak kambing.

“Dengan menampung sperma kambing sebanyak 0,8 ml, ternyata dapat mengawini kurang lebih sebanyak 40 ekor betina melalui cara Inseminasi Buatan. Bagaimana caranya?, yaitu dengan menambahkan sperma dengan bahan pengencer. Antara lain air kelapa muda, air susu, dan susu kuning telur,” ungkap Prof Suhemi kepada Tribun Madura.

Baca juga: Kambing Pote Madura Khas dari Bangkalan, Simak Karakteristiknya Berbeda, Bisa Meproduksi Susu

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Dalam kesempatan itu, ia didampingi Dr Tri Wahyu Suprayogi, drh, MSi selaku pemateri tentang Penampungan dan Bahan Pengencer Semen Kambing, Dr Tatik Hernawati, drh, MSi selaku pemateri ‘Perawatan Kambing Bunting’, serta beberapa dosen dan mahasiswa S1 dan S2 FKH Unair. Strategi pemasaran bisnis ternak kambing juga menjadi bahan diskusi dengan pemateri Yossi Imam Candika, SE, M,SM, PFM, AWP.

“Melalui teknik penampungan sperma kepada para peternak, diharapkan tidak hanya berdampak terhadap peningkatan populasi saja tetapi juga mampu mendongkrak perekonomian masyarakat peternak Kambing Pote,” jelas Prof Suhemi.

Tahun lalu pada Agustus 2022, Tim FKH Unair juga menggelar pengabdian masyarakat terkait Teknik Inseminasi Buatan (IB) kepada para peternak di tiga lokasi berbeda, yakni di Desa Alaskokon dan Desa Patengteng, Kecamatan Modung, serta di Desa Baipajung, Kecamatan Tanah Merah.

“Populasi hewan ternak kambing khususnya jenis Kambing Pote banyak dipelihara oleh peternak sebatas sambilan. Karena itu, kami berupaya meningkatkan populasi dengan memperkenalkan sekaligus memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang teknik penampungan sperma.” Pungkas Prof Suhemi.

Sementara Ketua Poktan Mandiri Alaskokon, Abd Jalil mengungkapkan, informasi tentang teknik penampungan sperma kambing yang dikenalkan Tim FKH Unair Surabaya merupakan pengetahuan yang menggembirakan.

Karena pada intinya, lanjut Abd Jalil, para peternak menginginkan reproduksi yang tinggi dengan anakan yang bagus. Sebagai upaya meningkatkan kualitas Kambing Pote khas Kabupaten Bangkalan.

Karena Selama ini ketika membutuhkan kawin secara IB masih harus bayar, belum lagi petugas masih terbatas.

“Adanya informasi ini membuka harapan baru, ternyata begitu mudahnya melakukan IB sendiri. Meskipun kemarin yang diberikan sebatas cara pengambilan sperma hingga mengembangkan dari satu indukan ke beberapa betina,” ungkap Abd Jalil.

Ia berharap, pihak Tim FKH Unair Surabaya kembali menemui para peternak kambing untuk melanjutkan pengetahuan tentang cara memasukkan sperma ke kambing betina.

Sehingga para peternak di masa mendatang bisa melakukan IB secara mandiri bahkan bisa mencari bibit unggulan dan disilangkan dengan Kambing Pote.

“Kambing Pote dikenal tahan terhadap segala cuaca, bisa reproduksi setahun tiga kali, hanya saja kualitasnya kurang dan performa fisiknya tetap kecil. Nah ketika kami silangkan dengan indukan bertubuh lebih besar, maka lebih sempurna,” pungkas Abd Jalil.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved