Berita Viral

Kisah Haru Gadis Penjual Rempeyek Viral Merangkak Kaki Lecet, Kini Dapat Bantuan Operasi Gratis

Operasi yang dilakukan terhadap Cyntya ini dilakukan pada empat bagian sendi. Meliputi sendi lutut kanan kiri dan sendi pergelangan kaki kanan kiri.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Nuraini Faiq/Luhur Pambudi
Cyntya Afrianti Amala (19) gadis asal Tenggilis Mejoyo, Surabaya, yang viral karena menjajakan keripik rempeyek dengan cara mengalungkan dagangan di lehernya sambil merangkak di pinggir jalan raya. 

Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan bersedia untuk sementara tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya. Dan ini juga berlaku pada Cyntya Afrianti yang ternyata baru pindah KTP Surabaya pada 2022.

"Jadi kita memiliki regulasi seperti itu. Karena juga kekuatan APBD Surabaya kan terbatas, kita prioritas dulu warga miskin KTP Surabaya yang sudah lama," katanya.

Kendati demikian, Wali Kota Surabaya tetap menginstruksikan jajarannya untuk memberikan bantuan keluarga Cyntya, warga Jalan Kendangsari Surabaya. Di antaranya, memastikan kondisi ekonomi terpenuhi.

Menurutnya, dalam regulasi pindah KK atau KTP Surabaya, pihak pengampu juga memiliki tanggung jawab memastikan kondisi sosial keluarga yang ditampungnya maupun ekonominya.

"Ini tanggungjawab yang besar," katanya.

Baca juga: Indonesia Disorot Lagi oleh Media Asing, Heboh Karena akan Bertanding Lawan Argentina bersama Messi

Sumiyati bersama suaminya Andi Siswoto sudah 12 tahun tinggal di Surabaya. Ia bersama suami dan kedua anaknya memilih tinggal indekos di dekat rumah saudaranya kawasan Kendangsari Surabaya.

Meski sudah lama tinggal di Kota Pahlawan, Sumiyati enggan pindah KK Surabaya.

"Karena memang tidak punya rumah, di Surabaya ini saya ngekos. Makanya, saya bingung," katanya.

Ketika Cyntya ingin masuk SMA Negeri, ia dimasukkan KK kerabatnya di alamat Jalan Kendangsari Gang Lebar No 102B Surabaya pada Agustus 2022.

Sumiyati bersama suami dan anak nomor tiga, administrasi kependudukannya masih berstatus warga Mojokerto.

"Karena belum satu tahun masuk KK Surabaya, Cyntya tidak diterima SMA Negeri. Akhirnya itu ditawari sama Pak Lurah sekolah PKBM paket C (Januari 2023), tapi Cyntya menolak, tidak mau bersekolah. Kalau sekarang Cyntya sudah mau sekolah kejar Paket C," katanya.

Seiring berjalannya waktu, Sumiyati pun ingin pindah KTP dan KK Surabaya. Inisiatif itu muncul karena melihat kondisi suaminya yang sakit dan membutuhkan banyak biaya pengobatan.

Akhirnya ia memutuskan pindah KK Surabaya dengan menumpang alamat saudaranya di Jalan Kendangsari Gang Lebar No 102B.

Setelah itu, Cyntya pun lantas ditarik masuk ke dalam KK Sumiyati yang diterbitkan pada 26 Juni 2023.

"Pindah Surabaya biar kalau berobat tidak jauh-jauh ke Mojokerto. Kemudian juga pindah KK Surabaya biar Cyntya bisa masuk ke sekolah negeri. Karena di Surabaya ini apa-apa gratis," katanya.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved