Pemilu 2024

Ridwan Kamil Berpotensi Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, PDIP Akui Megawati Masih Mempertimbangkan

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri disebut Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah saat ini mempertimbangkan Ridwan Kamil dampingi Ganjar Pranowo

Editor: Aqwamit Torik
Istimewa dan Tribun Jabar
Peluang Ganjar Pranowo dipasangkan Ridwan Kamil masih dipertimbangkan Megawati Soekarnoputri 

TRIBUNMADURA.COM - Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil kini berpotensi menjadi Cawapres dari Ganjar Pranowo.

PDIP menyebut mereka masih melakukan sejumlah pertimbangan.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri disebut Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah saat ini mempertimbangkan Ridwan Kamil.

Tak hanya itu, Megawati juga mempertimbangkan tokoh yang potensial secara seksama untuk pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Baca juga: Biodata Muhaimin Iskandar, Ketum PKB yang Digandeng Anies Baswedan Maju di Pilpres 2024

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

"Saya kira semua bacawapres dipertimbangkan Bu Mega dengan penuh seksama dengan berbagai pertimbangan dan alasan-alasan mengapa tokoh tersebut menjadi pertimbangan," kata Basarah di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar, Menteng, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Sebagai kepala daerah yang dianggap sukses, Basarah menuturkan Kang Emil tentu dipertimbangkan juga.

"Saya kira Pak Ridwan Kamil sebagai salah satu tokoh kepala daerah yang dinilai juga sukses memimpin Jabar sebagai satu kandidat yang masuk dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut," ujarnya.

Kendati demikian, dia menambahkan semua kandidat cawapres yang muncul ke publik maupun tidak saat ini masih memiliki peluang.

"Karena sekali lagi situasinya masih sangat cair dan dinamis," tutur Basarah.

Sementara, Kang Emil mengakui sempat berkomunikasi dengan Megawati saat pembangunan monumen nasional Bung Karno.

"Dengan Bu Mega itu salah satunya kan kita lagi membangun monumen Bung Karno, di mana saya ikut mensupervisi melaporkan bahwa sudah 70 persen monumennya," kata Kang Emil saat ditemui di Kemendagri, Jakarta, Selasa.

Dia menuturkan komunikasinya dengan Megawati tak melulu terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024

"Jadi komunikasi iya tapi tidak melulu tentang perpolitikan," ujar Kang Emil.

Kang Emil menjelaskan dirinya tak hanya bertemu Megawati, melainkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, bakal calon presiden Anies Baswedan, dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

"Saya itu kan komunikasi dengan semuanya, ada dengan Pak Prabowo, ada dengan Bu Mega, ada dengan Pak Anies, Pak Surya Paloh sebagai pribadi ya, bahwa dalam komunikasi ada hal-hal politik, (tapi) tidak semuanya begitu," ungkapnya.

Adapun nama Kang Emil sebelumnya disebut-sebut menjadi salah satu bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo.

Namun, sejauh ini partai politik (parpol) pendukung Ganjar belum mengumumkan nama cawapresnya.

Baca juga: PKS Buka Peluang Bikin Poros Baru Jika Gabung Partai Demokrat, Bakal Tinggalkan Anies Baswedan?

Baca juga: Bacaan Doa Agar Mendapatkan Ketenangan Hati, Simak Juga Bacaan Doa Lancar Rezeki

Baca juga: Mohamed Salah Bikin Al Ittihad Tak Bosan Mengejar, Dana Besar Diajukan ke Liverpool, Bakal Pindah?

Kata pengamat soal arah Demokrat

Partai Demokrat kini belum memiliki koalisi pasca keluar dari koalisi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Lalu kemana Partai Demokrat akan berlabuh?

Partai Demokrat punya kemungkunan untuk gabung dengan PDIP.

Banyak faktor mengenai condongnya Partai Demokrat ke PDIP.

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai Partai Demokrat akan lebih condong berkoalisi ke PDIP usai menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai cawapresnya.

Baca juga: Reaksi Prabowo Soal Duet Anies dan Cak Imin Beda dengan SBY, Ketum PBB : Biasa Saja, Sudah Paham

Informasi lengkap dan menarik Liga Inggris lainnya hanya di GoogleNews TribunMadura.com

Yunarto menganggap hal itu dapat diterka dari pujian Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terkait manuver PDIP lewat pertemuan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, pujian tersebut terlontar dari SBY setelah Demokrat dikhianati oleh Anies yang lebih memilih Cak Imin.

Pemilihan Cak Imin sebagai cawapres dilakukan oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tanpa ada persetujuan dari Demokrat dan PKS.

"Kalau mau diterka dalam beberapa bulan ke belakang, kita bisa menerka komunikasi politik lebih banyak dilakukan dan yang cukup mencengangkan adalah pertemuan Mbak Puan dan Mas AHY."

"Sesuatu yang dianggap tadinya oleh pengamat, kalangan dunia politik hampir tidak mungkin dilakukan karena sentimen sejarah tidak baik," ujarnya dalam Kompas Malam di YouTube Kompas TV yang dikutip, Senin (4/9/2023).

Selain pujian SBY terhadap pertemuan Puan-AHY, Yunarto menganggap cuitan SBY mengenai mimpinya tentang pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri; Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan presiden ke-8 terpilih dalam sebuah kereta api Gajayana menuju tempat tujuan masing-masing dapat diterka sebagai dukungan terhadap bacapres Ganjar Pranowo.

"Saya pikir itu sebuah sikap pribadi yang saya pikir akan tercermin juga di sikap Partai Demokrat, arahnya lebih kepada koalisi dengan kubu Mas Ganjar," katanya.

Secara garis besar, Yunarto pun menganggap Demokrat tidak bisa berlama-lama larut dalam kekecewaan setelah Anies dipasangkan dengan Cak Imin oleh NasDem.

Sehingga, dirinya mewanti-wanti agar Demokrat segera bergabung di antara kubu koalisi Prabowo atau Ganjar dalam rangka tidak luput dalam pemberitaan terkait Pilpres 2024.

Tak hanya terkait Pilpres, jika memang Demokrat akhirnya memutuskan berkoalisi dengan PDIP, maka akan terwujud pula rekonsiliasi antara SBY dan Megawati yang dianggap telah lama terjadi sejak Pemilu 2004 lalu.

"Minimal mungkin akan diawali dengan pertemuan terlebih dahulu dan lanjutan antara Mbak Puan dan Mas AHY karena keduanya yang saat ini memang dikatakan memegang peranan penuh di partainya."

"Dan kalau itu terjadi, menurut saya, simbol kuat bahwa bukan tidak mungkin kedua partai ini akan berkoalisi plus Ibu Mega dan Pak SBY sebagai simbol kuat akan bertemu dalam konteks rekonsiliasi," jelasnya.

Baca juga: Harga dan Spesifikasi iPhone Terbaru 2023, Mulai iPhone 11, iPhone 12, iPhone 13 dan iPhone 14

Baca juga: Pemain Keturunan Indonesia yang Rajin di AC Milan, Tijjani Reijnders Kini Dapat Julukan Anyar

SBY Puji Puan dan Prabowo Rayu Demokrat, Bandingkan Manuver Anies

Sebelumnya, SBY membandingkan manuver Anies yang menyetujui rencana berduet dengan Cak Imin dengan ajakan Puan dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

"Menarik ajakan beberapa pihak terhadap Partai Demokrat untuk berjuang bersama. Saya kira rakyat mengetahui misalnya pihak Pak Ganjar, capres Ganjar Pranowo itu juga mengajak kalau Partai Demokrat bisa bergabung ke pihak beliau, ditandai pertemuan Mbak Puan dengan AHY beberapa saat yang lalu," katanya di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

SBY pun menilai ajakan dari Gerindra dapat terlihat dari kedatangan Prabowo untuk menemuinya di Pacitan beberapa waktu yang lalu.

SBY menganggap ajakan itu dilakukan dengan cara baik.

"Yang kedua, Pak Prabowo, beliau datang ke Pacitan menemui saya dan menyampaikan juga ajakannya. Saya harus jujur mengatakan bahwa cara seperti itu adalah cara yang baik, sah, tidak salah, dan dibenarkan dalam demokrasi, dalam dunia politik," tutur dia.

SBY menilai, ajakan Puan dan Prabowo adalah tulus dan serius.

Dia pun lalu membandingkan dengan manuver Anies yang dianggapnya penuh misteri.

"Ajakannya juga saya dengarkan tulus dan serius, dilakukan secara terbuka, publik juga tahu, ini kan baik untuk transparansi politik dibandingkan manuver bawah tanah yang penuh dengan misteri, ini enak, terbuka, transparan, memang menyampaikan dengan baik.

"Kita sambut dengan baik, Mbak Puan, Ibu Puan, Pak Prabowo karena respons kita juga positif. Kita menghormati, kita menghargai, bahkan kami bersetuju untuk menjalin, menjaga komunikasi," jelasnya.

"Kalau tujuannya baik untuk kepentingan bangsa, Demokrat wajib meresponsnya dengan baik. Tentang nantinya ke mana kita berada, inilah yang nanti akan kita bicarakan baik-baik. Saya akan sampai di situ nanti," sambung SBY.

Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dan  Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved