Massa Blokade Jembatan Suramadu
Alasan Sebenarnya Pendemo Blokade Jembatan Suramadu, Sebut Tetesan Air Garam Makan 3 Korban Tewas
Gelombang protes terus menggelinding atas permasalahan air tetesan garam yang tercecer dari armada truk angkutan garam
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Gelombang protes terus menggelinding atas permasalahan air tetesan garam yang tercecer dari armada truk angkutan garam di sepanjang Jalan Raya Blega, Galis, hingga Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Bangkalan.
Bahkan massa mengatasnamakan Madura Asli menyebut tetesan air garam itu telah memakan tiga korban meninggal dunia.
Hal tersebut disampaikan melalui selebaran release saat gelaran aksi unjuk rasa dengan memblokade satu lajur tujuan Surabaya di akses Jembatan Suramadu sisi Madura, Senin (25/9/2023).
Puluhan massa sempat menutup total di depan pintu masuk Jembatan Suramadu namun hanya sekitar 5 menit.
Korlap aksi, Hanafi mengungkapkan, tetesan air garam bercampur oli membuat jalan menjadi licin dan menyebabkan terjadinya kecelakaan tunggal di antara sepeda motor.
Bahkan kecelakaan tunggal juga menimpa mobil karena jalur poros nasional di penghubung empat kabupaten di Pulau Madura itu kondisi licin.
Baca juga: BREAKING NEWS: Massa Blokade Jembatan Suramadu, Protes Tetesan Air Garam yang Picu Kecelakaan
“Sudah memakan tiga korban yang tewas dalam kejadian di lokasi berbeda. Ada juga korban yang menderita luka-luka karena kondisi jalan licin disebabkan tetesan air garam bercampur oli,” ungkap Hanafi.
Sebelumnya, sejumlah masyarakat sempat bergabung dengan personel gabungan Satlantas Polres Bangkalan, Dishub Kabupaten Bangkalan dan Provinsi Jawa Timur menggelar razia di Jalan Raya Desa Paterongan, Kecamatan Galis, Sabtu (9/9/202) mulai pukul 02.00 WIB. Operasi gabungan itu menyasar truk-truk pengangkut garam dari arah timur dengan tujuan luar Pulau Madura.
Kala itu, hasil pemeriksaan terhadap 11 unit truk pengangkut garam tujuan luar Madura melalui Jembatan Suramadu itu, ditemukan sejumlah fakta bahwa petugas menemukan baluran solar di sudut bak truk, bungkusan-bungkusan garam hanya dikemas dengan karung tanpa alas di dalam bak truk, hingga tetesan air garam dari bak truk.
Akibatnya, tak terhitung berapa jumlah pengendara yang menjadi korban ‘ganas’ nya tetesan air garam ketika jatuh di aspal. Namun malam sebelumnya, Jumat (8/9/2023), sebanyak 5 unit kendaraan dengan rincian 4 sepeda motor dan 1 mobil mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Desa Paterongan, Kecamatan Galis yang berliku dan naik-turun.
“Sampai sekarang masih banyak truk angkutan garam dengan air garamnya menetes. Kalau belum ada keseriusan dari pemerintah terkait, kami akan turun lagi dengan menurunkan massa yang lebih banyak. Sampai betul-betul dari pemerintah dan pengusaha garam bertanggung jawab terhadap korban,” pungkas Hanafi.
Pengamanan aksi demonstrasi melibatkan ratusan personel gabungan dari Polres Bangkalan, Polres Tanjung Perak Surabaya, hingga Polrestabes Surabaya. Personel gabungan itu berupaya mengatur kendaraan dengan mengoptimalkan satu jalur tujuan Surabaya di pintu Jembatan Suramadu sisi Madura.
Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengungkapkan, pada intinya massa pengunjuk rasa menggelar aksi damai meski sempat terjadi insiden kecil yakni penutupan akses di depan pintu masuk Jembatan Suramadu sisi Madura.
“Tetapi arus masih jalan, massa ingin menyampaikan aspirasi karena kemarin masyarakat sudah bersurat ke provinsi agar masalah ini segera ditangani,” ungkap Febri di sela melakukan pemantauan gelaran aksi demo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.