Berita Viral

Ikut Mancing di Sungai, Bocah Diterkam Buaya di Hadapan Ayah Sendiri, Kondisi Berakhir Mengenaskan

Seorang bocah diterkam buaya saat memancing bersama ayahnya. Kondisi sang anak berakhir mengenaskan.

Freepik.com/freepik
Ilustrasi buaya yang menerkam seorang bocah laki-laki di hadapan ayahnya sendiri. Ia lantas dilaporkan hilang. 

TRIBUNMADURA.COM - Belakangan ini rasa pilu tengah dirasakan seorang ayah.

Ia tak menyangka waktu yang dihabiskannya bersama sang anak harus berubah menjadi tragedi.

Pasalnya, tetiba seekor buaya menerkam sang anak di hadapannya sendiri.

Kondisi anaknya pun berakhir mengenaskan.

Peristiwa tak terduga itu dialami oleh Muhri (45), seorang warga di Bangka Belitung.

Muhri mungkin tak pernah mengira ajakannya memancing akan berujung pada kematian sang anak.

Seorang bocah laki-laki, Rafis (11) dikabarkan tewas usai diterkam oleh buaya.

Sebelum dinyatakan meninggal pada Sabtu (30/9/2023), Rafis sempat dilaporkan menghilang di Sungai Lempuyang Desa Baskara Bakti, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

Baca juga: Mitos Buaya Putih di Sungai Brantas, Ibu dari Korban Tenggelam Sebut Anaknya Dibawa ke Enceng Gondok

Ia hilang saat memancing ikan bersama sang ayah, Muhri.

Rafis lantas ditemukan mengapung tak jauh dari lokasi kejadian.

Hal tersebut dilaporkan oleh tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Pangkalpinang.

"Telah ditemukan korban terkaman buaya sekitar pukul 12.38 WIB," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, seperti dikutip dari Grid.id, Selasa (2/10/2023).

Jasad korban dalam keadaan utuh mengenakan pakaian lengkap.

Namun terdapat sejumlah luka gores yang diduga akibat gigitan buaya.

"Evakuasi langsung dilakukan ke rumah korban. Rencananya sore ini dimakamkan," ujar Oka.

Pencarian sudah dilakukan sejak sang ayah meminta pertolongan tak lama setelah kejadian itu.

"Tim SAR diberangkatkan karena ada informasi bahwa warga diterkam buaya," kata Oka dalam keterangan tertulisnya, Jumat malam.

Tim SAR gabungan pun diturunkan, begitu pula dengan perangkat kecamatan dan desa yang bergerak ke lokasi untuk melakukan penyisiran.

Baca juga: Munculnya Buaya di Bengawan Solo Gegerkan Warga Bojonegoro, Warga Diimbau Tak Mengusik

Tim menyisir alur sungai menggunakan perahu karet.

Pencarian sempat terkendala karena adanya pendangkalan dan kondisi sungai yang berlumpur.

Upaya pencarian bersama warga dilakukan hingga Jumat malam, namun tidak membuahkan hasil.

Pencarian lanjutan dilakukan Sabtu pagi hingga akhirnya ditemukan siang harinya.

Pihak keluarga dan dukun setempat ikut bergabung dalam pencarian korban.

Insiden korban diterkam buaya terjadi pada Jumat (29/9/2023) sekitar pukul 16.00 WIB.

Tim SAR dan warga di Sungai Rempuyang, Desa Baskara Bhakti, Bangka Tengah untuk mencari bocah diterkam buaya, Jumat (29/9/2023) malam.
Tim SAR dan warga di Sungai Rempuyang, Desa Baskara Bhakti, Bangka Tengah untuk mencari bocah diterkam buaya, Jumat (29/9/2023) malam. (Dok. SAR Pangkalpinang via Kompas.com)

Baca juga: Kencan dengan 3 Wanita Sekaligus & Ambil Motornya Buaya Darat Ini Meringkuk saat Diamankan Polisi

Oka menuturkan, korban pergi memancing ikan bersama ayahnya di Kolong Kebun Sawit, Dusun Tanah Merah.

Tiba-tiba saat sedang memancing, seekor buaya langsung menerkam bocah tersebut.

"Ayah korban sempat berusaha menyelamatkan anaknya dari terkaman buaya namun tidak berhasil. Selanjutnya ayah korban melaporkan ke warga setempat untuk meminta bantuan," ujar Oka.

Insiden ini ternyata bukan pertama kalinya terjadi di Pulau Bangka.

Sepanjang 2023, telah terjadi delapan konflik negatif antara buaya dan manusia di Pulau Bangka.

Jumlah tersebut merupakan data dari Resor Konservasi Eksitu Wilayah XVII Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan.

Kepala Resor Konservasi Eksitu Wilayah XVII BKSDA Sumatera Selatan, Ahmad Fadhli menyebutkan, kasus terakhir yakni kejadian yang menimpa anak asal Desa Baskara Bakti ketika menjadi korban terkaman buaya, saat pergi memancing bersama ayahnya di aliran Sungai Lempuyang Bangka Tengah.

"Sekarang pemakaian bahasanya Interaksi Negatif (buaya vs manusia). Di Pulau Bangka sendiri, Januari dan Juni ada dua kasus dalam satu bulan, sedangkan Maret, Mei, Juli, September masing-masing satu kasus," ujar Ahmad Fadhli, seperti dilansir TribunMadura.com dari BangkaPos.com.

Ia juga menambahkan, selama periode Januari-September 2023 konflik negatif antara buaya dan manusia tersebut sudah menyebabkan enam korban meninggal dunia.

"Itu jelas meningkat, karena tahun 2022 hanya ada tiga korban jiwa dengan jumlah kasus 10 kali konflik negatif," jelasnya.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan, tingginya kasus itu tidak terlepas dari kondisi geografis Pulau Bangka yang mejadi habitat buaya jenis muara.

"Habitat utama mereka, atau buaya muara ini memang di sekitaran sungai-sungai hingga tepian laut atau muara. Itu kan banyak di sini, jadi kami meminta masyarakat untuk waspada," imbuhnya.

Untuk itu, BKSDA terus berkomunikasi dengan semua stakeholder untuk melakukan pencegahan sehingga konflik negatif itu bisa dihindari.

Ahmad Fadhli mengungkapkan, pencegahan itu mulai dari pemasangan spanduk himbauan di dekat titik lokasi yang rawan, sehingga agar masyarakat tidak beraktivitas di kawasan yang menjadi habitat buaya.

"Kemudian kita juga terus memberikan sosialisasi dan mengingatkan masyarakat tidak mencari ikan dengan metode setrum atau racun. Terus dihimbau tidak membuang isi perut dan sisa ikan di kawasan habitat buaya, karena itu merupakan pakan utama buaya," pungkasnya.

Buaya 'Antarkan' Jasad Anak Tenggelam di Sungai Mahakam, Sempat Hilang 2 Hari 

Kisah viral seorang bocah yang dilaporkan tenggelam saat bermain di sungai malah diantarkan oleh seekor buaya.

Bocah itu adalah Muhammad Ziyad Wijaya, yang sempat menghilang saat bermain di Sungai Mahakam.

Sebelumnya pencarian jasad balita itu telah dilakukan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim yang mencari di Sungai Mahakam.

Sayangnya jasad korban justru tak kunjung ditemukan.

Tiba-tiba seekor buaya 'mengantarkan' jasad bocah itu ke tepian Sungai Mahakam, Jumat (20/1/2023) kemarin tepat di hari kedua sejak tenggelamnya korban Muhammad Ziyad Wijaya.

Ilustrasi seekor buaya yang mulutnya menganga dan (kanan) potret buaya yang mengantarkan jasad balita di Sungai Mahakam usai sempat dikabarkan hilang selama 2 hari
Ilustrasi seekor buaya yang mulutnya menganga dan (kanan) potret buaya yang mengantarkan jasad balita di Sungai Mahakam usai sempat dikabarkan hilang selama 2 hari (Freepik dan Tribun Kaltim/Istimewa)

Baca juga: 5 Hektare Lahan Kosong di Bangkalan Terbakar Hebat, Damkar Kesulitan Jangkau Titik Api

Video buaya yang mengantar jasad bocah Ziyad ini tersebar hingga menjadi viral.

Peristiwa ini jadi perbincangan di jagad maya hingga trending di media sosial Twitter.

Bagaimana kisahnya?

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim Melkianus Kotta mengungkapkan pihak Basarnas sudah dua hari mencari balita yang dilaporkan keluarganya tenggelam di Sungai Mahakam, namun hasilnya nihil.

Dalam proses pencarian itu, Basarnas kesulitan mencari hingga dinyatakan bahwa Ziyad kemungkinan sudah meninggal akibat tenggeman.

Namun dua hari setelah dinyatakan hilang, yakni pada Jumat kemarin, pihaknya mendapat kabar soal buaya tersebut.

Setelah dicek, ternyata jenazah balita yang dibawa buaya tersebut adalah Muhammad Ziyad Wijaya.

Melkianus Kotta mengatakan, buaya Mahakam tersebut melepaskan jenazah Ziyad saat sudah mencapai tepian sungai.

Buaya tersebut melepaskan jasad Ziyad saat keluarga Ziyad sudah mendekat di tepian sungai.

Setelah mengantar jasad balita tersebut, buaya itu lantas kembali berenang ke sungai.

"Saat buaya berada di dekat keluarga, langsung dilepaskan korban," tutur Melkianus Kotta, Jumat (20/1/2023).

Melkianus juga sempat merasa heran lantaran tidak ada bagian tubuh jasad balita yang tenggelam itu tercabik oleh ulah si buaya.

Ziyad dipastikan meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke rumah duka.

"Semua utuh. Jadi buaya ini kalau di kita malah membantu menemukan pencarian korban," kata Melkianus Kotta.

Evakuasi jasad balita yang diantar buaya di perairan Muara Jawa, Kutai Kartanegara. (Istimewa/TribunKaltim)
Detik-detik Buaya Antar Jasad Balita

Tim SAR membeberkan detik-detik buaya di Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), mengantarkan jasad balita Muhammad Ziyad Wijaya (4) yang tewas tenggelam.

Buaya mengantar jasad bocah tersebut ke tepi sungai dengan cara menggigit punggung korban.

"Informasi tim yang di lapangan pada saat itu buaya menarik menggigit punggung bocah itu menggunakan mulut," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim Melkianus Kotta, Jumat (20/1/2023).

Melkianus menerangkan orang yang pertama kali melihat buaya membawa jasad bocah tersebut adalah sekuriti perusahaan di sekitar lokasi.

Saat itu sekuriti melihat buaya tengah berenang dengan membawa tubuh korban.

"Itu dari tengah sungai buayanya berenang jaraknya sekitar 200 meter itu lalu ke pinggir sungai," tuturnya.

Saat berada di pinggir sungai, buaya tersebut sempat tenggelam sambil membawa tubuh korban sebanyak 3 kali.

Saat kali ketiga buaya tersebut melepaskan jasad bocah tersebut.

"Sampai di pinggir sungai buaya itu awalnya tenggelam sambil bawa tubuh korban sebanyak tiga kali, nah yang ketiga tubuh korban muncul, sedangkan buaya itu sudah menjauh," paparnya.

-----

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved